Contoh Naskah Drama Tema Pendidikan dan Persahabatan

 Assalamualaikum…
Buat temen-temen yang nyari naskah drama….
Mungkin ini bisa membantu silah kan dibaca ya…
Kisah Ku
Berjalan menghampiri sebuah rumah makan mewah. Sambil berkata “inilah hasil kerja kerasku selama ini (tersenyum)”. Mengingat kembali masa lalu. . .
            Tanggal 29 january 1998, disaat umurku baru menginjak 4 tahun, aku sudah mengalami saat – saat tersulit dalam hidupku. Ayahku pergi meninggalkanku untuk selamanya karena penyakit serangan jantung yang di deritanya 2 tahun belakangan ini. Sedangkan ibuku, hanya bekerja sebagai buruh cuci rumah tangga yang berpenghasilan tidak menentu. Suatu hari tanggal 11 Desember 2011, ketika aku akan berangkat sekolah, aku mau pamit untuk pergi bersekolah...
Ibu : (di atas tempat tidur sambil merapikan baju)uhuk. . . uhuk. . . uhuk. . .
Menghampiri ibu. . .
Rahman : Bu,...
Ibu : Ya Rahman...(uhuk uhuk).
Rahman :Rahman mau berangkat sekolah bu  (sambil memasang sepatu).
Ibu : Ya kamu hati-hati ya...(uhuk uhuk uhuk).
Rahman:Ibu sakit??????
Ibu:Tidak,Rahman ......(uhuk uhuk uhuk).
Rahman:Itu ibu batuk terus(khawatir).
Ibu:Tidak apa-apa kok nak ini hanya batuk biasa ntar juga sembuh sendiri...(uhuk uhuk uhuk).
Rahman:  tuu kan bu....ibu batuk lagi.
sudahlah rahman tidak sekolah.lebih baik rahman nemenin ibu disini..
Ibu: ngawurrr kamu nak cepat sana sekolah....,...
Rahman:tapi buuuu.....
Ibu: tapi apa lagi.... sudah-sudah kamu berangkat sana ntar telat...
Rahman:tapi buuuuu....rahman khawatir.....
Ibu: Rahman ingat pesan bapak ,mu ”belajarlah kamu dengan tekun dan sukseslah kamu nak”itu kata terakhirnya nak....
Rahman: bu....ya rahman ngerti...yaudah bu rahman berangkat(mencium tangan ibu)..ibu jaga kesehatan ya... Assala mualaikum(sambil berjalan keluar pintu,tapi ia menoleh ke ibu seakan ia tak mau pergi)
Ibu:Waalaikum salam kamu hati-hati nak..


            Berangkat sekolah. Sampai di sekolah tiba-tiba alpin memanggilku dari belakang.
Alpin : Rahman!
Rahman : (menoleh)
Alpin : Man, kamu udah jadi pr fisika? Pinjem dong? (sambil memberikan senyum
termanisnya).
Rahman : Pin, kalau kamu seperti ini terus, kapan kamu bisa mengerjakan pr_mu sendiri?
Alpin : Ya, Man. Sekali ini saja?
Rahman : Baiklah. Kali ini aku pinjamkan PR fisikaku. Tapi jika kamu mengulanginya lagi. Aku tidak akan meminjamkannya.
Alpin : Thanks. Rahman. Lain kali, aku janji tidak akan mencontek lagi.! Ya sudah aku pergi dulu ya ke kelas buat mengerjakan pr ini.
Rahman:ya udah...

            Setelah Alpin pergi tiba – tiba, Dede datang dengan terengah – engah.
Dede : Man, ternyata kamu disini. Dari tadi aku mencarimu. Kamu disuruh Wali Kelas(WK) ke ruangannya.
Rahman : ada apa? Kenapa pagi – pagi begini, beliau memanggilku?
Dede : aku tidak tahu Man. Beliau hanya menitipkan salamnya padamu. Selebihnya aku
tidak tahu .
Rahman:oke deh sekarang aku kesana..
            Berjalan menuju ruangan Wali Kelas.
Rahman : Assalamu’alaikum bu guru?
WK : Wa’alaikumussalam. Rahman. Silahkan duduk Rahman.
Rahman : (tersenyum) terima kasih, bu guru. Kalau boleh saya tahu, ada apa ibu
     memanggil sanya ke sini?
WK : Rahman. Ibu minta maaf sebelumnya. Tapi ibu harus mengatakan ini padamu.
   Man, kata bu Suyatmi kamu belum bayar iuran sekolah. Apa itu benar?
WK : iya, bu. Saya belum punya uang (sambil menunduk)
WK : oya, ini ada surat titipan bu Suyatmi. (menyerahkan suratnya)
Rahman : (menerima surat) terima kasih, bu. Saya pamit dulu. Assalamu’alaikum
WK : Wa’alaikumussalam
            Keluar dari ruangan Wali Kelas. Rahman menuju kelas sambil berpikir.
Rahman : bagaimana mungkin, aku memberikan surat ini pada ibu? Seadangkan kondisi
    ibu sekarang sedang sakit? Aku tidak mau merepotkan ibu. Aku sudah besar.
    Aku pasti bisa mencari uang sendiri.!!

Sepulang sekolah aku bertekat harus ,mendapatkan pekerjaan.
Rahman : permisi, apa bapak membutuhkan seorang pegawai baru?
Pemilik toko : tidak dek.(menutup pelang lowongan kerja)
Rahman : saya mohon pak. Saya butuh uang untuk membayar uang sekolah saya. Saya
    juga bisa kerja apa saja.
Pemilik toko:Maaf sekali Lagi dek tidak.\
Rahman:pak.... saya mohon saya butuh pekerjaan pak...
Pemilik Toko:tidak/...
Rahman;(menunduk sambil pergi meninggalkan bapak)
Pemilik Toko:(Terlihat pemilik toko iba kepadanya dan memanggilnya)dekkk..
Siapa nama kamu?
Rahman :Rahman Hadi Pak...
Pemilik toko :kamu serius mau bekerja?
Rahman:serius Pak!!!
Pemilik Toko:(mengambil baju dan memberikannya ke rahman)kenakan itu saya tidak mau melihat mu bekerja menggunakan baju seragam...(masuk kedalam toko)/
Rahman:(terlihat senang kemudian masuk ke toko..
            Saat itu, Aku mulai bertekad untuk membayar iuran sekolah ku dengann kerja ini dan aku tidak ingin kalau ibu tahu tentang ini. Sesampai dirumah pulang.
Rahman :assalamualaikum rahman, pulang bu.
Ibu : (batuk – batuk) kenapa pulangnya sekarang, Man? Apa yang kamu kerjakan sampai
         pulang selarut ini?
Rahman : maafin rahman bu. Tadi ada tugas kelompok yang harus rahman kerjakan bersama teman – teman rahman.
Ibu : yasudah, kamu ganti baju dan makan dulu sana.
Rahman : ya bu.
Setelah ganti baju
Rahman: bu bu tidak makan (sambil mengambil makanannya)
Ibu:tidak nak.tadi ibu udah duluan...
Rahman:yaudah kesehatan ibu bagaimana?
Ibu:udah agak mendingan kok....(uhuk uhuk uhuk)
Rahman .....(memanggil secara perlahan)dulu bapak mu sebelum beliau meninggal dia berharap kamu menjadi anak yang sukses.berbakti dan ber taqwa...itulah pesan beliau terhadap kamu....
Rahman Iya bu rahman janji rahman akan menjadi anak yang sukses, berbakti kepada ibu dan menjadi anak yang taqwa.
Ibu;aminnnnnnnn......
Rahman.Ibuuu....Jangan tinggalin rahman ya ibu harus jaga kesehatan......
(adzan magrib berkumandang)
Ibu:Rahman kita sudah dipanggil mari kita solat.......
Rahman Iya bu........
            Aku pun seperti biasa selalu solat berjamaah dengan ibu..... keesokan harinaya pada saat pulang sekolah, aku selalu bekerja dengan semangat sebagai kasir di toko pak yogi. Pak yogi yang melihatku hanya tersenyum melihat semangat Ku. Hingga akhirnya, Aku mampu membayar iuran sekolahku yang menunggak selama 2 bulan ini. Sisanya, Aku tabung untuk keperluan berobat ibu dan keperluan sekolahnya yang lain. 3 bulan kemudian, ibu rahman mendengar berita tentang anaknya itu.
Ketika itu aku dapat job sampai lebih dari waktu magrib sehingga aku pulang agak larut.
Rahman : bu, rahman pulang! (terlihat lelah)
Ibu :Tumben Kamu pulang selarut ini nak...(uhuk uhuk uhuk)
Rahman:Tadi Si Alpin ngajakin rahman buat ngajarin dia matematika bu.
Ibu :mmmm gitu  ya sudah  ganti baju sana ......
Rahman:baik bu....
Terdengar keras dari kamarku setelah aku ganti baju ibu batuk-batuk aku kkhawatir dan langsung menghampirinya.
Rahman:Ibu......ibu tidak apa-apa..
Ibu:tidak apa-apa kok nak ibu hanya batuk biasa)(uhuk-uhuk uhuk). Man, ibu mau tanya sesuatu sama kamu? Apa benar kamu bekerja
        sebagai kasir di tokonya pak yogi?(uhukuhuk)
Rahman : tidak, bu.
Ibu : jangan bohong man.
Rahman : maafin rahman bu!(menunduk)
Ibu : kenapa kamu bohong selama ini pada ibu, man? (sedih)
Rahman : maafin rahman bu.
Ibu : ibu tidak pernah mendidik anak ibu untuk berbohong. Kenapa kamu berubah, man?
Rahman : bu, rahman ingin sekolah.terus sudah 3 bulan, rahman tidak membayar iuran
sekolah bu! Tapi bu rahman berhasil melunasi semuanya dengan kerja keras rahman.
Ibu : tapi kenapa kamu berbohong pada ibu man? Ibu masih bisa membiayaimu man.
Rahman : bu, apa rahman tega melihat ibu bekerja sedangkan ibu sedang sakit?
Ibu :  maafin ibu yang sudah membuatmu susah man. ( batuk – batuk sambil
memegang dada). Seandainya saja ayahmu masih hidup, kita tidak akan hidup
semenderita ini.
Rahman : maafin rahman bu juga yang sudah berbohong pada ibu.
Oya bu besok adalah hari ibu rahman ingin ngajak ibu jalan-jalan ke supermarket buat belanja.
Ibu :Tersenyum.....
Rahman :rahman udah tidak sabar bu......

            Adzan Isya berkumandang
Ibu : man, ayo kita sholat maghrib dulu. Adzan sudah memanggil kita untuk shalat.
Rahman : iya bu. Ayo kita wudhu dulu, kita lupakan semua masalah hari ini bu. Kita berdoa pada Allah semoga Allah memberikan jalan pada kita.dan rencana yang besok berjalan dengan lancar.
Seperti bisa aku dan ibu melaksanakan solat isya berjamaah. Sama seperti saat ini. Tetapi saat selesai solat aku hendak mencium tangan ibunku, aku begitu terkejut dan sedih, melihat ibuku satu-satunya yang aku miliki sudah tak bernyawa lagi.
Rahman : bu, bangun bu. Jangan tinggalin rahman sendirian bu. Rahman udah nggak punya siapa – siapa lagi bu!. Bu, bangun bu!! Maafin rahman bu.
            Ibu tidak menjawab tangisan ku, hanya senyum manis yang tergambar dari raut wajahnya.ternyata ibu ku sudah tak ada. Aku tak percaya semua iniiiiii....padahal sebelum ibu meninggal ibu kami sudah berjanji untuk pergi bersama ke supermarket.dan hari ibu hanya mimpi bagi ku,,,,,,
Akhirnya seperti kenginannya ibu dimakamkan di samping makam bapak. 
            Malamnya, aku membuka album foto yang sudah lama tersimpan (sedih) *ost bunda.
            Setelah pulang sekolah, rahman melanjutkan pekerjaannya sebagai kasir di toko pak yogi. Saat sedang bekerja, tiba – tiba saja ada yang melambai – lambaikan tangannya sambil memanggilnya.
Ustad salim : dek, dek .
Rahman : (sadar)
Ustad salim :  kenapa adik melamun?
Rahman : aaaaaaa..... maaf pak.nggak da kok pak \
Ustad salim :  sudah jangan bohong kamu kenapa??
Rahman : (ragu – ragu) ibu saya beberapa hari yang lalu meninggal. Dan sekarang, saya hidup sebatang kara, pak!
Ustad salim : kasihan kamu dek. Yang ikhlas ya sebelumnya nama kamu siapa?
Rahman:Rahman Hadi Pak ustad.
Ustazah ros : dek rahman benar kamu yang ikhlas kamu jangan sampai larut dalam kesedihan yang terlalu lama. Kamu harus berjuang. Kamu masih punya masa depan yang harus kamu raih. Dan ingat! Allah tidak pernah memberikan cobaan kepada hamba-Nya apabila mereka tidak mampu menghadapinya. Dan syukuri apa yang ada saat ini.
Rahman : iya, bu.
Ustad : (senyum) (nyanyi lagu D’massive)
Ustazah ros : pak, bapak buat ibu malu saja .
Ustad salim : (ketawa)
Rahman : (ikut tertawa)
Ustad salim: Yasudah dek rahman semuanya berapa..
Rahman: 25600..pak
Ustad salim:Nih..menyerahkan uang 50.000
Rahman..(mengembalikan kembalian)...
 Ustad salim:Udah ambil aja kembaliannya
Ustadzh:iya kamu ambil aja lumayan buat jajan...
Rahman: (Senyum)makasih pak bu..
Ustad salim:kami pamit dulu dek assalamuaikum...
Rahman waalaikum salam/
            Setelah kepergian ustad dan ustazah itu. aku mulai bertekad untuk menata kehidupan ini. Aku pun bekerja disana – sini untuk membiayai kehidupanku.
            Saat di kelas, aku sering melamun. Alpin dan teman-teman yang melihatku bingung, kemudian menanyaiku.saat itu bel istirahat berbunyi.....mereka pun mulai menghampiriku
Alpin : man, kamu kenapa?
Rahman : tidak...... tidak kenapa-napa kok...
Iin : sudah, akui saja man. Kamu ada masalah kan.
Alpin : ya man kamu ada masalah?
Linda : cerita aja ama kita-kita.......
Rahman : cerita apa....
Iin:ya masalah kamu..
Rahman:gak ada masalah apa-apa kok
Alpin : yang benar kamu man tapi aku bingung melihat tingkahmu yang sering melamun...
Rahman:sebenarnya aku bertekat biar kelas kita kelas XII IPA 1 ini lulus sratus persen....Bagaimana ya caranya.teruz tinggal hitungan hari kita akan UN
Iin:ow......itu to bilang donk dari tadi....
Alpin : Ya gitu donk bikin penasaran aja.
Linda: Kita ajak aja teman-teman kita buat belajar bareng....
Rahman:benar juga...tapi Lin apa mereka mau....
Alpin:tenang saja man aku kan ketua kelas jadiii pasti mereka nurutin perintahku(dengan gaya yang agak sombong)
Iin Dan Linda:Wooooo sok banget dehhhhh.....
Iin:tapi mungkin mereka bakal mau  jika ketua kelas kita ini bertindak.....
Alpin:tu kan iin aja bilang gitu yaudah nanti aku akan bertindak sesuai dengan pa yang kita bicarakan saat ini...
Linda:okeeeeeee siplah
Iin dan rahman:tersenyum
Bel pun berbunyi aku pun pun masuk kelas
            Akhirnya seperti rencana mereka tadi sebagian besar siswa setuju untuk belajar bareng.Menjelang UN, mereka mempersiapkan semuanya dengan matang. Mereka semua belajar bersama,

Hari itu aku libur kerja sehinnga aku dan teman teman berencana belajar barengnya disekolah.Waktu aku menjelaskan soal yang ditanyakan rudy dan herman salah satu temanku/\.,
Herman : man, Fisika no 2 ini bagaimana caranya?
Rudi : man, kalo Fisika no 3 ini gimana?
Herman : hei rudi, aku duluan!
Rudi : terserah, rahman dong. Dianya mau ngajar siapa dulu?
Rahman:Sudah sudah ntar aku jelasin di papan ....biar semua teman bisa mengerti....
Herman:o ya sudah kalu gitu.....
Suasana belajar bareng pun mereka rasakan disana aku sangat senang melihat semangat mereka buat belajar....






            Saat UN berlangsung, mereka semua larut dalam ketenangan menjawab soal sampai akhir UN berlangsung.

Keluar dari kelas
Alpin : yes, akhirnya kita bebas dari UN.
Iin : yoa,. Lega banget rasanya.
Linda : thanks ya, man. Berkat kamu, kami bisa menjawab soal – soal UN dengan tenang.
Rahman : sama – sama. Ini juga karena semangat belajar kalian.
Tiba-tiba herman dan rudi datan menghampiri....
Herman dan Rudy:mannn.....
Rahman: ya..
Herman:kami bertrimakasih ya.
Rahman: buat apa???
Sani:karna kamu fisika terasa enteng seperti kapas.......
Herman:benar terimakasih ya (sembil berjabat tangan)
Alpin:benar man kami bertrima kasih banyak pada mu....berkat kamu UN  lancar....
Rahman:Jangan Bertrimakasih ini juga berkat kemauan kalian so lakukan yang terbaik...
Semua:Do The best......
Herman:bagaimana Untuk merayakan semua Ini Aku traktir makan Mie ayam....
Alpin :Tapi di pak Udin....
Iin: ya di mang udin aja kan kan higienis.....
Linda Sani:bener tu.....
Rahman:kalau gitu ayo........
Herman dan semuanya:Berangkattt......(tertawa bersama).

            Setiap hari, selalu mereka gunakan untuk bersama – sama. Walaupun mereka semua sibuk mengurus ingin kuliah dimana dan menunggu hasil pengumuman UN. Tetapi persahabatn anak – anak IPA 1 tetap kokoh. Selalu saja cerita menarik yang mereka ingat selama bersekolah di SMA 2 Selong. Hari yang mereka tunggu – tunggu pun datang dan hasilnya adalah Lulus 100%............. Namun Diantara mereka ada yang tidak senang yaitu aku. Dimana mereka melanjutkan sekolah seperti yang mereka inginkan.sedangkan aku tidak melanjutkan karna tidak ada biaya... 
            Beberapa bulan kemudian aku bekerja di dua tempat satu di pemandian motor satunya lagi di toko pak ogi semua teman-teman ku berhasil melanjutkan ke universitas di luar Kotayang mereka inginkan .

Alpin Pulang dari luar kota untuk berlibur...Ia pun pergi mengunjungi ku walupun sebelumnya dia susah mencariku namun dia melihat ku sedang mencuci motor dan menghampiriku.....
Saat itu aku sedang memandikan motor.....
Alpin : assalamualikum rahman.
Rahman : waalaikum salam alpin.Lama ya tak bertemu..
Alpin: Iya..
Rahman: tapi ngomong-ngomong Kenapa kamu ada disini? Bukannya kamu lagi di luar kota?
Alpin : (tersenyum) iya man. Kebetulan aku lagi libur. Ya udah ke sini. Aku kangen ma orang tuaku dan suasana disini. Oya, kamu nggak kuliah?
Rahman : nggak (sedih). Kamu kan tau sendiri pin. Sejak ditinggal ibu, aku harus berjuang sendiri.
Alpin : sayang banget man. Padahal kamu pintar lo?
Rahman : (tertawa) kamu ada – ada saja pin. Gimana kabar anak – anak itu?
Alpin : semuanya baik – baik saja. (telpon berdering).(setelah lama ngomong di telpon) Oya man, aku pergi dulu ya? Ibuku sudah menungguku.assalamualaikum
Rahman : waalikumsalam...hati-hati pin
            Saat di perjalanan, alpin memikirkan bagaimana caranya agar rahman bisa melanjutkan kuliahnya. Tiba – tiba, dia mendapatkan ide. Diambilnya HP di dalam kantongnya dan segera di smsnya semua anak SONIC yang ada di kontaknya.
Pagi – pagi, saat rahman sedang berada di parkiran sambil membaca buku.
Semua : rahman
Rahman : (nengok) teman – teman!. Kenapa kalian semua ada disini?
sani : ini semua karena alpin.
Iin : kami semua salut padamu man.melihat mu belajar seperti ini Semangatmu untuk belajar sangat tinggi walaupun kamu tidak kuliah.
linda : iya, man. Kami kesini ingin membantumu.
Rahman : membantu apa?
Herman : kami ingin membantumu mengumpulkan uang agar kamu bisa kuliah.
Rahman : nggak usah. Aku nggak mau ngerepotin kalian.
IIn : sudahlah man, kamu lupa ya? Sama motto SONIC (Sains One Independent Community)? ”Bersama saat kita susah, bahagia saat kita bersama”
Rahman : nggak. Aku masih ingat. ”kami anak SONIC akan selalu bersama sampai kapanpun (bareng – bareng)”
Semua : (ketawa)
Alpin : baiklah. Kalo begitu kita mulai!!
......................................................................
........................................................................
...........................................................................
            Selama beberapa hari ini, mereka selalu melakukan hal yang sama. Membuat persahabatn mereka menjadi lebih erat. Lambat laun, mereka semua sadar betapa lelahnya mencari uang. Yang selama ini mereka hanya meminta pada orang tua mereka, sekarang mereka bisa merasakan betapa lelahnya mencari uang.
Alpin : hm... betapa lelahnya mencari uang. Aku jadi merasa bersalah pada orang tuaku karena selama ini, aku hanya menghambur – hamburkan uang mereka saja. Tapi sekarang, aku tahu rasanya.
Sani : bener katamu pin. Aku janji nggak akan menghambur – hamburkan uang orang tuaku lagi untuk hal yang tidak penting.
Iin:Aku Juga aku aka hemat kan-kan hemat pangkal kaya...hehehehe
Semua : aku  juga (serempak lalu tertawa bersama)
Semua :  (sambil tepuk tangan)
Berkat bantuan teman-temanku aku pun berhasil mengumpulkan uang buat kuliah.masa-masa kuliah ku lewati dengan semangat dan alhamdulillah aku mendapat beasiswa sehingga aku bisa menyelesaikan kuliah ku...

            Kembali ke awal
Yah, akhirnya aku bisa menata kehidupanku menjadi lebih baik. Bekerja di rumah makan yang aku bangun sendiri.Aku Berkata ” Bapak, ibu rahman sudah sukses, rahman berhasil,Terima kasih bapak, ibu..!! (tersenyum sambil masuk ke rumah makan tersebut)”

dan 1 hal penting yang selalu kuingat sampai saat ini. Kita tidak akan pernah menjadi orang yang berhasil. Apabila kita sendiri  tidak mau merubahnya. .
Created by:: XI IPA I SMAN 2 SELONG


            hihihi menurut kalian gimana???? Bagus gak sorry ya kalo gak bagus......^.^


My Girlfriend is a Gumiho Episode 16(TAMAT)

Mi Ho berkata "Aku tak bisa menghentikannya." Dae Woong sangat kaget dan bertanya, "Jadi...kau akan tetap mati?" Mi Ho menjawab "Ya aku akan tetap menghilang." Dae Woong masih tidak bisa menerima hal ini dan bertanya kembali, "Kematian ini... tidak bisa dihentikan?" Mi Ho menjawab, "Kematian ini tidak bisa aku hentikan. Keinginanku untuk menjadi manusia... Aku tidak bisa."


Dong Joo sedang menatap jam pasir dan dia berkata, "Ini semua belum berakhir. Kematian ini... Aku mohon untuk berhenti." (Dong Joo ini sebenernya gak jahat ko, dia hanya ingin Mi Ho tetap hidup. Nah yang bikin Dong Joo kelihatan jahat ini karna Dong Joo berusaha memisahkan Mi Ho dan Dae Woong karna dia ini mencintai Mi Ho juga.)


Mi Ho berkata, "Sekarang... Padamu.... Aku tidak akan bisa bersamamu hingga menit terakhir. Aku tak akan memintamu untuk bersamaku hingga menit terakhir. Aku akan tetap tinggal dengan Dong Joo hingga menit terakhir hidupku. " Dae Woong marah mendengar itu dan berkata, "Caraku meninggalkanmu itu.... Mengapa aku meninggalkanmu..." Mi Ho langsung memotong ucapan Dae Woong dan bilang, "Ini bukan karena aku tidak ingin menjadi manusia... Meskipun aku telah berpisah darimu tapi keinginanku untuk menjadi manusia selalu ada. Jika aku terus bersamamu maka aku akan hanya menjadi bebanmu yang terus mengikutimu. Kamu telah memberikan setengah dari hidupmu untukku. Aku mungkin telah bergantung padamu hingga meminta setengah hidupmu seperti Monster."

Dae Woong berkata, "Jika ini mungkin maka lakukanlah. Ambilah setengah hidupku kembali!" Dae Woong menarik tangan Mi Ho dan meletakannya di dada. Mi Ho ragu dan menjawab, "Membunuhmu dan aku akan hidup? Jika aku melakukan ini maka aku akan membunuhmu seperti Monster. Aku hanya ingin meninggalkan kenangan baik untukmu tanpa rasa sakit hati. Aku akan sepenuhnya menghilang dari hatimu. Aku akan pergi ke Dong Joo, jadi aku minta kau membiarkan aku pergi."

Dae Woong menahan tangan Mi Ho dan berkata, "Tidak! Aku tidak akan membiarkan kamu pergi! Kamu bukanlah Monster, kamu ini Gumiho yaitu Siluman Rubah berekor 9! Kamu adalah Gumiho yang memakan hati manusia dan aku dapat menjadi manusia itu. Jadi jika tidak ada jalan lagi... Ambilah dalam tubuhku. Aku mengatakan padamu untuk mengambilnya!" Mi ho diam sejenak lalu berkomentar, "Dari sudut pandang Gumiho, kau adalah manusia bodoh!" Mi Ho mundur beberapa langkah menjauhi Dae Woong dan berkata, "Baiklah... Jika kau meninginkannya maka aku akan datang dan mengambilnya. Tunggu saja dan kau akan mati!" Mi Ho langsung berlari pergi.


Dong Joo sedang menunggu Mi Ho dan dia senang karna Mi Ho kembali, "Kau kembali... Baru saja aku memikirkan bagaimana jika kau tidak kembali." Mi Ho duduk di sofa dan berkata, "Ada sesuatu yang aku ingin tanyakan padamu Dong Joo." Dong Joo tiba-tiba ingat Gil Dal yang dulu menghampiri Dong Joo dan meminta Dong Joo untuk membunuhnya. Dong Joo bertanya pada Mi Ho, "Apa? Apakah ini sebuah permohonan?" Mi Ho menjawab, "Maafkan aku Dong Joo." Dong Joo kembali ingat Gil Dal yang pada saat itu juga meminta maaf padanya. Dong Joo berkata pada Mi Ho, "Aku tidak ingin mendengar kata-kata itu. Aku mohon agar kau tidak menghilang. Hentikanlah keinginanmu itu."

Mi Ho menjawab, "Aku tidak bisa menghentikan keinginanku. Ataupun hidup sebagai setengah manusia sepertimu Dong Joo. Setelah aku tidak memiliki senergi manusia, satu-satunya yang aku inginkan adalah menjadi manusia." Dong Joo merasa lega dan berkata, "Kau masih memiliki satu nyawa Gumiho dan kau masih memiliki Mutiara dalam tubuhmu." Mi Ho berkata, "Tidak itu sudah menghilang. Aku tidak menyimpan itu di dalam tubuhku lagi." Dong Joo terlihat bingung dan bertanya, "Apa maksudmu?" Mi Ho mengeluarkan sesuatu dari balik tubuhnya dan yang dia keluarkan adalah botol yang menyimpan Mutiaranya.

Dong Joo kaget melihatnya dan bertanya, "Mutiara itu... Kamu sudah mengeluarkannya? Sejak kapan?" Mi Ho menganggukan kepala dan menjawab, "Sejak Dae Woong pergi. Ini adalah separuh hidup Dae Woong. Aku tidak bisa manjadi manusia dan aku tidak bisa tetap tinggal di dunia ini. Ini tidak boleh terluka." Dong Joo sangat kaget dan bertanya, "Sejak awal... Sejak kamu datang ke rumah ini... Kamu sudah menyerah?" Mi Ho menjawab, "Ini adalah yang dapat kulakukan untuk Dae Woong. Ini tolong kamu berikan kembali pada Dae Woong." Dong Joo masih tidak percaya dan berkata, "Kamu tidak bisa memberikan ini pada Cha Dae Woong! Ini adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan nyawamu."

Mi Ho bilang, "Tidak ada kemungkinan lagi! Jadi... Dong Joo aku mohon lepaskan aku dan bantu aku dengan apa yang aku inginkan. Tolong jangan biarkan dia menolaknya dan lakukanlah ini semua demi aku. Kumohon berbohonglah."


Dong Joo pergi ke ruang bawah tanah dan melihat Mutiara Mi Ho yang ada di dalam botol dan dia berkata, "Hmm berbohong...." (Suka banget soundtrack yang di bawain Noo Min Woo deh :")


Dong Joo mendatangi Dae Woong di atap sebuah gedung. Dae Woong berkata, "Aku pikir Mi Ho yang akan datang tapi ternyata kau yang menggantikannya." Dong Joo terlihat cuek dan bilang, "Demi dia ini adalah permintaanku. Di Mutiara ini ada setengah kehidupanmu... Aku mohon kau mengisinya kembali dan memberikan setengah hidupmu untuk Mutiara ini. Pada saat terakhir... Mutiara itu dapat mengumpulkan semua energimu."

Dae Woong menerima botol Mutiara itu dan berkata, "Aku mati...Apakah kau akan melakukan itu?" Dong Joo menjawab pertanyaan Dae Woong itu dengan menganggukan kepalanya. Dae Woong lalu bertanya kembali, "Jika kulakukan ini... Apakah Mi Ho pasti akan hdup?" Dong Joo menjawab, "Benar. Mungkin dia akan menjadi manusia. Cobalah untuk mengerti karena kau manusia. Jika kau tidak bisa melakukannya..." Belum selesai DongJoo menyelesaikan kalimatnya tapi Dae Woong langsung meminum semua isi botol Mutiara itu dan Dong Joo menatapnya kaget. Dae Woong berkata, "Jagalah Mi Ho. Dan setelah 100 hari maka datanglah kemari sendirian! Ambilah mutiaranya kembali dan berikan pada Mi Ho. Ini artinya aku percaya bahwa kau bisa menjaganyadengan baik." Dae Woong langsung pergi meninggalkan Dong Joo yang masih kaget.


Setelah Dae Woong pergi, Mi Ho muncul dan menatap kepergian Dae Woong. Dong Joo berkata, "Dia... Dia tidak merasa ragu-ragu bahkan dia tidak menolaknya." Mi Ho bertanya pada Dong Joo, "Kau tadi bilang bahwa perasaanku padanya hanya sebuah fantasi saja? Kau salah. Ini benar-benar nyata." Dong Joo berkomentar,"Benarkah? Yeah kau benar..." Mi Ho berkata, "Dae Woong memang seperti itu jadi bagaimana mungkin aku bersamanya. Aku bahkan tidak pernah berharap banyak seperti ini dan aku sekarang merasa sangat baik-baik saja. Dong Joo... mari kita pergi ke tempat yang jauh dan tidak pernah kembali lagi. Berjanjilah padaku... Meski setelah aku menghilang dan Dae Woong masih ada di dunia ini, aku mohon kau jangan pernah menunjukan dirimu di depan Dae Woong." Dong Joo hanya diam saja.


Dae Woong sedang ada di lokasi shooting dan mempelajari scenario. Byung Soo menghampirinya dan bertanya, "Kau tidak terlihat baik. Ini adalah adegan yang sangat penting, Apakah kau bisa melakukannya dengan baik?" Dae Woong menjawab, "Ya. Ah, setelah adegan ini, aku sudah menyelesaikan semua bagianku dalam film ini kan?" Byung Soo mengangguk. Dae Woong berkomentar, "Ini melegakan. Paling tidak aku sudah menyelesaikan film ini." Byung Soo berkata, "Ya benar. Lupakan yang lainnya dan lakukanlah adegan ini dengan baik. Jika kau melakukan adegan ini dengan baik maka ini akan menjadi sebuah kesuksesan."

Byung Soo bertanya, "Kamu memiliki banyak dialog panjang. Apakah kamu bisa mengingatnya?" Dae Woong menjawab, "Ya aku mengingatnya..." Dae Woong membaca skenario itu lalu mengingat bahwa dulu dia pernah berlatih dialog skenario terakhir itu dengan Mi Ho...


Mi Ho sedang menatap cincinnya dan dia menangis saat memeluk cincin itu. Dae Woong berada di ruang rias dan dia berkata, "Ini melegakan... Aku tidak bisa bersamanya dan aku tidak bisa menjaganya dengan baik. Tetapi aku dapat melihatnya dengan baik." Dae Woong berusaha menghapus air matanya dan terdiam lama di ruang rias. Saat Dae Woong melihat ke pintu, ternyata di dekat pintu ada Dong Joo.


Mi Ho menunggu Dong Joo di bandara dan saat Dong Joo datang, Mi Ho berkata, "Kau terlambat. Sudah hampir tiba watunya, ayo berangkat." Dong Joo tiba-tiba bertanya, "Apakah ini benar jalan yang ingin kau tempuh?" Mi Ho menjawab, "Ya ini yang ingin kulakukan." Dong Joo berkata, "Sebelumnya, aku berfikir bahwa cinta adalah melakukan sesuatu yang diinginkan oleh orang itu. Aku melakukannya dan menyelesaikannya dalam seribu tahun. Aku berusaha untuk tidak melakukan hal yang sama lagi, Tapi... Tapi kali ini sekali lagi tidak ada yang dapat kulakukan. Selain melakukan apa yang kau minta aku lakukan, Aku akan melakukan apapun yang hatimu benar-benar inginkan. Aku hanya dapat melindungimu hingga disini saja."

Dong Joo berjalan menghampiri Mi Ho dan menyentuh wajah Mi Ho, "Aku... Bukanlah orang yang dapat mati untukmu. Oleh karena ini aku akan melakukan apapun yang aku bisa. Aku sudah memberitahu Cha Dae Woong bahwa semua ini adalah kebohongan." Mi Ho kaget mendengarnya.


Dae Woong berada di ruang rias dan dia berkata, "Ini kebohongan? Meskipun aku memutuskan untuk mati demimu, tapi... tidak ada jalan lain agar kau tetap hidup?" Dae Woong langsung bangkit dari duduknya dan berlari pergi.


Di bandara. Mi Ho bertanya, "Kenapa kau selalu memberitahu Dae Woong apa yang ingin aku rahasiakan darinya? Kenapa?" Dong Joo menjawab, "Karena tidak ada hal yang lain dapat kulakukan untukmu. Aku adalah orang yang selalu menertawakan cinta fantasimu itu, tapi sekarang aku sadar bahwa cintamu memang nyata." Mi Ho bertanya, "Kamu percaya bahwa ini nyata?" Dong Joo menjawab, "Aku tidak dapat melakukan lagi bahwa ini adalah sebuah kebohongan. Aku sudah memberitahu hal ini pada Dae Woong. Aku tidak dapat menghentikanmu dari kematian, hingga aku memberinya luka. Aku tidak dapat menyembunyikannya lagi, jadi kamu dapat berhenti sekarang ini." Mi Ho bekomentar, "Dong Joo... Kau begitu kejam, jahat. Meskipun kamu adalah orang yang jahat... Terima kasih."

Dong Joo menghapus air mata Mi Ho dan berkata, "Satu-satunya orang yang akan pergi adalah aku. Kamu harus tetap disini bersamanya. Orang yang akan bersamamu hingga akhir adalah... Itu dia orangnya." Mi Ho dan Dong Joo melihat ke arah pintu masuk bandara dan terlihat Dae Woong yang berlari masuk. Dong Joo berkata, "Pergilah padanya." Mi Ho matanya berkaca-kaca dan langsung berlari menuju Dae Woong. Dong Joo membalikan badannya dan pergi...


Mi Ho menghampiri Dae Woong dan Dae Woong berkata, "Kamu ini adalah Gumiho yang bodoh! Setelah kau membuatku gila dengan memberikan energi dan jiwaku untukmu... Membuat hatiku seperti di cabik. Kau benar-benar Gumiho yang menyeramkan." Mi Ho berkata, "Maafkan aku. Bisakah aku tetap disisimu walaupun aku seram dan ini sangat berat?" Dae Woong menjawabnya dengan langsung memeluk Mi Ho. (Omoooo Cute ^^)


Di kuil, Kakek Biksu menjelaskan pada tamu yang datang bahwa sebelumnya di dalam lukisan itu ada gambar seekor rubah yang merupakan jelmaan Gumiho. Gumiho itu dalam proses menjadi manusia namun karna banyak rumor yang beredar bahwa Gumiho itu memakan hati laki-laki maka tidak ada yang mau menikahinya sehingga di kutuk kedalam lukisan itu namun tiba-tiba saja gambar rubah itu menghilang. Seorangtamu wanita bertanya, "Apakah menurutmu Gumiho itu menghilang karna sudah menemukan pasangannya?" Kakek Biksu menjawab, "Sebenarnya dulu Nenek Sam Sin berjanji kepada Gumiho, Jika Gumiho menikah maka Gumiho akan menjadi manusia. Tapi jika ada suami maka Gumiho itu akan memakan hatinya. Ya setara dengan mengorbankan diri untuknya. Apakah kau pikir dia akan menemukan seseorang yang mau menjadi suaminya?"

Si tamu wanita berkata, "Jika dia menemukan suami yang mau mengorbankan nyawanya demi Gumiho.... Apakah Nenek Sam sin akan menepati janjinya?" Kakek Biksu menjawab "Tentu saja. Nenek Sam Sin sudah berjanji dan dia tidak pernah berbohong. Tapi aku merasa tidak yakin..." Tamu wanita itu langsung tertawa. Ada seorang nenek di rombongan tamu yang berkata "Karena ini janji bukankah seharusnya di tepati? Aku merasa bersalah padanya. Baiklah sekarang saatnya menepati janjiku." Nenek itu langsung keluar dari Kuil dan Kakek Biksu berkata "Sebaiknya kita tidak membicarakan Gumiho lagi dan pergi keluar saja untuk berdoa. Ayo pergi."

Tamu wanita itu bertanya, "Apakah Nenek yang tadi itu pengurus di Kuil ini?" Kakek biksu menjawab, "Tidak. Bukankah kalian datang bersama-sama?" Tamu wanita itu menjawab, "Tidak." Kakek Biksu lalu berkata, "ah memang banyak tamu yang datng ke kuil ini. Ayo pergi..." Mereka pun meninggalkan kuil dan anehnya tidak ada gambar Nenek Sam Sin di dalam lukisan itu. (Omo apakah Nenek itu adalah Nenek Sam Sin? )


Dong Joo duduk di dalah satu kursi di bandara dan dia memikirkan kata-kata terakhir dari Gil Dal yaitu kata "Maafkan aku" dan kata-kata terakhir Mi Ho yaitu kata "Terima Kasih." Lalu Nenek yang di kuil itu melewati Dong Joo dan tersandung sehingga Dong Joo membantunya dan mempersilahkan Nenek duduk. Nenek mengucapkan Terima kasih lalu bertanya, "Menurutmu.... Mana yang lebih baik, kata 'Maafkan aku' atau 'Terima kasih'?" Dong Joo terdiam sesaat lalu menjawab, "Aku rasa Terima Kasih lebih membantu." Nenek itu tersenyum dan berkata, "Benar... dan kau akan merasa lebih baik." Dong Joo ikut tersenyum.


Mi Ho dan Dae Woong bergandengan tangan bersama dan mereka melihat pasangan Kakek-Nenek yang sedang berjalan bergandengan tangan juga. Dae Woong melihat Mi Ho dan berkata, "Seperti sekarang, kau berada disisiku... Ini adalah hal yang paling membahagiakan dalam hidupku." Mi Ho membalas dengan berkata, "Seperti sekarang, kau berada di sisiku... Ini adalah hal yang membuatku bahagia." Dae Woong tersenyum lalu menggenggam tangan Mi Ho lebih erat dan berjalan pergi.


Mereka pergi ke rumah sekolah aksi kembali. Mi Ho memotong-motong sayuran dan Dae Woong memuji Mi Ho yang bisa menggunakan pisau dengan baik. Mi Ho memasak makanan untuk hari ini dan dia menyuapi Dae Woong yang memuji hasil masakan Mi Ho. Dae Woong ingin menyuapi Mi Ho kimchi namun Mi Ho tidak mau karna tidak suka Kimchi. Dae Woong bilang bahwa orang Korea itu harus suka Kimchi. Mi Ho berkata, "Jika aku memakan itu maka kau harus menciumku di pipi?" Dae Woong tersenyum dan bilang, "Apa-apaan ini... Kau mencoba bermain-main dengan makanan? Baiklah aku akan melakukannya tapi disini..." Dae Woong menunjuk bibirnya. Mi Ho terlihat gembira dan langsung bilang, "Baiklah aku akan makan ini... ini... dan ini..."

Setelah makan, mereka melihat-lihat cangkir. Dae Woong bilang bahwa ini lah yang diinginkan oleh Bibinya. Mi Ho tersenyum dan bertanya, "Tapi bukankah ini tidak cocok dengan Dong Hong?" Dae Woong menjawab, "Tenang saja laki-laki itu pasti akan menuruti selera wanita. Aku menyukai seleramu ini." Mi Ho juga berkata, "Ya aku menyukainya juga karna warnanya mirip warna sapi hehehe." Dae Woong ikut tertawa.

Dae Woong berkata, "Haruskah kita juga membeli cangkir seperti ini?" Mi Ho dan Dae Woong saling bersulang lalu terdiam lama. Mi Ho berkata, "Ah sepertinya jangan membeli yang seperti ini karena mudah pecah. Kita beli yang tidak mudah pecah saja ya." Dae Woong tersenyum juga dan berkata, "Ya baiklah kita membeli saja sesuatu yang tidak akan pecah dan hancur."


Hari pernikahan Bibi sudah tiba. Kakek dan Dae Woong berdiri di depan pintu masuk dan menerima banyak sekali ucapan selamat. Byung Soo dan beberapa crew film juga datang dan mengucapkan selamat pada Kakek dan Dae Woong atas Pernikahan Bibi.


Bibi sedang menunggu di ruang rias bersama Mi Ho. Mi Ho menyerahkan buklet bunga pada Bibi namun Bibi menolaknya dan bertanya, "Apakah aku terlihat seperti pengantin yang tua?" Mi Ho tersenyum dan menjawab, "Tidak. Anda terlihat sangat cantik. Fashionista." Bibi tersenyum senang dan berkata, "Haduh hatiku berdetak sangat cepat. Sejak pagi ini aku merasa lemas." Mi Ho melihat minuman botol dan memberikannya pada Bibi. Bibi berterima kasih dan bilang bahwa dia tidak akan makan berat karna akan membuat perutnya merasa tidak nyaman dan nanti akan buang angin di depan banyak orang. Mi Ho lalu bilang, "Tunggulah sebentar, aku akan mengambilkan sesuatu yang akan membantu anda menahan buang air."


Di gedung pernikahan, Dong Hong sangat gugup dan stylenya tetap sama yaitu memakai mantel hitam panjang dan juga memakai kacamata hitam. Dae Woong mencoba menenangkan Dong Hong dan meminta Dong Hong untuk melepaskan mantel dan kacamatanya. Dong Hong bertanya, "Lihatlah mataku dalam-dalam... Apakah aku telihat gugup?" Dae Woong tersenyum dan menjawab, "Ya anda terlihat gugup. Demi bibiku yang akan menikah untuk pertama kalinya, aku mohon anda memegang tangannya dengan baik, Paman." Dong Hong tersenyum dan bilang, "Itu benar ponakanku. Baiklah mari kita satukan kekuatan kita untuk membuat suatu keluarga yang bahagia." Dae Woong tersenyum senang.

Dong Hong akhirnya melepaskan mantel dan kacamatanya lalu berdiri di depan panggung pengantin. Dong Hong berjalan di panggung itu seperti robot karna terlalu gugup dan semua orang langsung bertepuk tangan karna Pengantin Laki-laki sudah datang. Dae Woong lalu berjalan ke samping Pengantin laki-laki karna dia yang menjadi pendamping.


Lalu pengantin Perempuan masuk ke dalam gedung di temani oleh Kakek dan 2 orang pendamping wanita yaitu Mi Ho dan Sun Nyeon. Mi Ho memegang buklet bunga dan tersenyum gembira melihat itu. Dan diam-diam ternyata ada Nenek yang datang dan tersenyum sinis saat melihat Dae Woong dan Mi Ho.


Dong Hong berjalan menghampiri Kakek dan Bibi untuk mengiringi Bibi menuju altar. Tapi Dong Hong membuat kesalahan hingga Bibi terpeleset kedalam pelukannya. Dong Hong berbisik pelan, "Apakah telur kita baik-baik saja?" Bibi menjawab, "Tentu saja telur kita baik-baik saja." Kakek menguping pembicaraan itu dan bertanya, "Apakah ada telur di perutmu?" Dong Hong menjawab takut-takut, "Ya benar." Kakek sangat senang dan berkata, "Ada telur!!!"

Sun Nyeon mendnegar itu dan bertanya heran, "Adikku.... adalah Telur?" Byung Soo yang mendnegar itu juga merasa aneh. Kakek sangat senang dan bilang, "Kalian melakukannya dengan sangat baik." Kakek terharu dan langsung memeluk Dong Hong. Kakek berteriak gembira, "HORE!!!" Semua tamu yang lain pun langsung bertepuk tangan dan Byung Soo juga ikut senang. Mi Ho melihat ke Dae Woong dan mereka sama-sama senang.


Acara selanjutnya adalah pengambilan foto keluarga. Dae Woong mengajak Mi Ho ikt bergabung untuk foto namun Mi Ho menolaknya dan berjalan pergi keluar dari gedung pernikahan itu.


Mi Ho melewati ruang pernikahan yang menggunakan pernikahan tradisional. Mi Ho berkata, "500 tahun yang lalu aku menunggu seseorang menikahiku." Dae Woong menghampiri Mi Ho dan bertanya, "Apa yang kau lakukan disini?" Mi Ho kaget dan balas bertanya, "Kau sudah selesai foto keluarganya?"

Dae Woong melihat pengantin pernikahan tradisional dan dia bertanya, " Apakah kau melihat itu?" Mi Ho menjawab, "Ya. Aku hanya ingat masa laluku. Jika dulu aku mendapatkan suami, mungkin aku akan menjadi manusia. Aku selalu menunggu calon suamiku..." Dae Woong berkomentar, "Ada apa? Apakah kau sedih karna tidak menemukan calon suamimu 500 tahun lalu?" Mi Ho menjawab, "Jika aku sudah menemukan suami maka aku tak akan terjebak dalam lukisan. Aku tak bisa kembali dan mungkin aku tidak akan bertemu denganmu. Jadi aku tidak menyesal sama sekali." Dae Woong lalu bertanya, "Bukankah kau pernah bilang ingin melakukan salah satu dari pernikahan tradisional? Ayo ikut aku..."


Dae Woong membawa Mi Ho ke gedung pengantin dan meminta fotografer memotret mereka berdua. Ternyata Dae Woong menempelkan stiker merah bulat pada kedua pipi Mi Ho, seperti pengantin wanita tradisional korea. Fotografer memuji Mi Ho dengan bilang bahwa Mi Ho lebih cantik dari pengantin yang menikah hari ini. Mereka berdua pun langsung tersenyum manis.


Hasil foto sudah jadi dan Mi Ho memasukannya ke dalam album. Mi Ho berkata, "Akhirnya setelah 500 tahun aku menemukan suamiku. Dia sangat keren dan dia sangat sangat sangat sangat menyukaiku. Sehingga dia akan memberikan apapun untukku. Aku menemukan suami yang begitu hebat." Mi Ho menatap foto itu dan dia mulai menangis.

Papan tanggal menunjukan sisa hari Mi Ho adalah 1 hari lagi... Dae Woong diam di kamar mandi dan dia berkata, "Ini hari terakhir Mi Ho.. Jangan membuang-buang waktu dan juga jangan menangis. Bergembiralah. Aku akan menjaganya hingga terakhir." (Sedih TT_TT)

Dae Woong keluar dari kamar mandi dan melihat Mi ho yang sedang menatap album foto. Dae Woong berusaha gembira dan mengahmpiri Mi Ho, "Mi Ho ya, apakah kau ingin kencan hari ini? Apa ada tempat yang kau ingin datangi?" Mi Ho menjawab, "Woong ah, Apakah kau tidak lelah? Kau belum tidur selama selinggu penuh. Kau tidak lelah?" Dae Woong menjawab, "Tenang saja. Aku tidak mengantuk, bahkan aku sudah mencuci mataku." Mi Ho meminta Dae Woong emndekat dan memberikan wajah Dae Woong sedikit pelembab. Mi Ho berkata, "Woong Ah. Kau sangat keren. Ya sangat sangat sangat keren. Woong ah maafkan aku tapi jika kau memang lelah maka peganglah ini dan tetap denganku hingga akhir."


Dae Woong terlihat sedih tapi di tahan, "Benar. Aku bahkan bisa mendapatkan penghargaan dari Guinness World Records. Aku tidak mengantuk sama sekali." Mi Ho bertanya, "Apa itu Guinness?" Dae Woong menjelaskan, "Hmm itu yang terbaik." Mi Ho tersneyum dan bilang, "Woong ah kau adalah yang terbaik untukku seperti Guinness." Dae Woong bertanya, "Sekarang apa yang akan kita lakukan? Pastinya sesuatu yang menyenangkan." Mi Ho lalu menjawab, "Hmm apakah kita harus menonton seperti kencan pertama kita?" Dae Woong setuju dan bilang bahwa Byung Soo memberikan banyak tiket nonton padanya.

Dae Woong mengambil tiket itu dan melihatnya, "Hmm ini tiket untuk besok... Ini minggu depan... Hmm ini juga besok." Mi Ho melihat tiket itu dan bilang, "Akan lebih bagus jika tiket ini untuk hari ini." Dae Woong lalu bilang bahwa menghabiskan wkatu di bioskop itu terlalu boros waktu. Mi Ho setuju dan memberikan saran, "Bagaimana jika kita memberikan salam pada Bibi penjual ayam itu?" Dae Woong pun setuju.

Mi Ho menelfon Bibi penjual ayam namun ternyata bibi itu sedang pergi bersama temannya dan akan kembali besok. Mi Ho menutup telfon dan bilang pada Dae Woong bahwa Bibi penjual ayam baru bisa di temui besok hari. Mereka pun mulai kebingungan apa yang harus di lakukan untuk hari ini. Dae Woong mengusulkan untuk pergi ke rumah Kakek. Mi Ho bilang bahwa Pasangan Bibi dan Dong sedang berlibur dan kembali besok, Kakek juga sedang menginap di rumah temannya dan kembali besok. Dae Woong kebingungan karna memang banyak hal yang tidak bisa di lakukan hari ini. Mi Ho dengan sedih bilang bahwa besok dia sudah tidak akan ada di dunia ini.

Dae Woong menghibur Mi Ho dan bilang bahwa mereka masih bisa pergi keluar dan menghabiskan banyak wkatu bersama hingga hari ini benar-benar selesai. Dae Woong ingat mengenai tempat air mancur yang disukai Mi Ho dan dia mengajak Mi Ho kesana. Mi Ho setuju dan tersenyum senang.


Dae Woong dan Mi Ho datang ke tempat air mancur itu namun ternyata tempat itu sedang di perbaiki dan baru selesai besok hari. Dae Woong menggenggam erat tangan Mi Ho dan bilang bahwa mereka tidak bisa menunggu hingga besok jadi harus melakukannya sekarang. Mi Ho tersenyum dan bilang bahwa dia baik-baik saja. Dae Woong berjalan menjauh dari Mi Ho dan dia menahan tangisannya. setelah merasa tenang, Dae Woong mengulurkan tangannya dan mengajak Mi Ho pergi ke tempat lain.


Akhirnya mereka bermain petasan saat malam hari. Mi Ho sangat senang dan bilang bahwa petasan itu terlihat seperti air mancur yang indah. Dae Woong ikut tersenyum dan bilang bahwa petasan itu bahkan lebih indah dari air mancur. Mi Ho bilang bahwa dia sangat senang hingga ekornya rasanya mau keluar. Dae Woong lalu menyalakan petasan yang lainnya dan Mi Ho bersandar di bahu Dae Woong.


Mereka berdua duduk di dalam Gor untuk menunggu hingga Mi Ho benar-benar menghilang. Sambil menunggu, mereka saling bercerita. Dae Woong bercerita bahwa dirinya sangat terkejut saat pertama kali melihat ekor Mi Ho. Mi Ho tersenyum dan bilang bhwa dia pertama kali menunjukan dirinya pada Dae Woong di gor ini jadi sebaiknya mereka diam di gor ini saja. Dae Woong tersenyum setuju. Mi Ho lalu bertanya, "Apakah pada awalnya kamu takut padaku?" Dae Woong menjawab jujur, "Ya aku takut padamu. Tapi dari pada merasa ketakutan pada saat itu, sekarang ini... aku merasa ratusan kali lebih ketakutan." Dae Woong terus menggenggam tangan Mi Ho.

Saat bulan sudah mulai muncul, Mi Ho menutup mata Dae Woong dan berkata, "Mulai sekarang seperti ini lah. Anggap saja ini mimpi. Berfikirlah awalnya aku muncul di hdapanmu dan kini aku menghilang. Berfikirlah bahwa semua ini hanya mimpi!" Dae Woong berusaha melepaskan tangan Mi Ho namun Mi Ho tetap menutupnya dan berkata, "Jika kamu menganggap ini hanyalah mimpi... Maka saat kau bangun, kau tidak akan merasa sakit. Lupakan semua ketakutanmu dan anggap ini adalah mimpi terbaikmu."

Mi Ho mencium Dae Woong dan ekornya langsung keluar tapi kemudian ekor itu menghilang. Jam pasir milih Dong Joo pun sudah habis waktunya. Mi Ho perlahan melepaskan tangannya dan pergi meninggalkan Dae Woong.



Dae Woong membuka matanya perlahan-lahan dan sudah tidak ada Mi Ho di sekitarnya. Flash back ingatannya tentang Mi Ho pun dimulai dan dia benar-benar merasa sedih, "Bukankah kau bilang saat aku membuka mataku maka aku tidak akan merasa sedih? Tapi Aku... Rasanya sangat sakit." Dae Woong pun menangis semalaman.

Paginya.... Dae Woong terbangun dan dia bertanya, "Mi Ho... Mi Ho... Apakah dia sudah menghilang? Meninggalkan aku sendiri disini seperti ini? Apakah dia sudah menghilang? Tidak! Saya tidak akan mengijinkan ini terjadi." Dae Woong langsung berlari keluar dan berkata, "Mi Ho... Mungkin kau sekarang sedang menangis tapi kenapa tidak turun hujan? Walaupun kau sedang sedih tapi sekarang aku tidak mengetahui dimana dirimu. Sekarang kau tidak ada lagi disini. Mi Ho tidak disini..."



Dae Woong diam di tengah jalan sambil menatap langit. Dae Woong sadar ada truk yang melaju kencang ke arah dirinya namun dia tidak mempedulikannya hingga dia tertabrak. Dia terjatuh ke jalan dan matanya mengeluarkan air mata. Semua orang langsung mengerumuni Dae Woong. Hujan tba-tiba turun dan Dae Woong berkata, "Dia tidak menghilang... Dia masih ada disini."


Dong Joo sedang mengobrol dengan Nenek di taman dan dia bertanya, "Apakah anda akan mengirim dia kembali?" Nenek menjawab, "9 Ekornya sudah menghilang bahkan mutiaranya kini ada di manusia. Aku tidak dapat mengirimnya kembali." Dong Joo bertanya kembali, "Lalu... Apa yang akan kau lakukan?" Nenek menjawab, "Jika dia menunggunya tanpa menyerah mungkin watu alam semesta tak terkendali akan datang..."



Film karya Dong Hong sudah keluar dan sangat laku besar. Byung Soo dan Sun Nyeon memantau hasil penjualan dari Internet dan ternyata film ini masuk kedalam box office. Byung Soo dengan bangganya bilang bahwa kini Dae Woong menjadi terkenal juga. Banyak pihak yang mewawancarai Dong Hong dan Dae Woong. Dae Woong benar-benar terkenal bahkan masuk menjadi model majalah. Para wanita pun menganggumi Dae Woong yang tampan.


Bibi sudah melahirkan 'telurnya' dan Kakek dengan sangat bangga menunjukan piala penghargaan Dae Woong kepada anak Bibi. Bibi tersenyum senang dan bilang bahwa Dae Woong dulu tidak pernah mendapatkan apa-apa tapi sekarang Dae Woong berhasil mendapatkan penghargaan besar. Kakek dengan sangat bangga bilang bahwa dia sudah menduganya bahwa Dae Woong memang terlahir menjadi binyang terkenal. Bibi bilang bahwa yang membuat semua ini adalah Dong Hong. Kakek menggendong anak bibi dan bilang bahwa ini memang berkat Dong Hong.



Byung Soo dan Sun Nyeon pergi ke toko kosmetik. Sun Nyeon bilang bahwa Dae Woong akan menjadi peran utama dalam film perdana Byung Soo dan itu artinya Dae Woong sudah sangat terkenal dan dapat dipercaya. Byung Soo berkata bahwa dia dan Dae Woong memang sudah akrab sejak lama. Sun Nyeon lalu bertanya, "Byung Soo, apakah kau tidak bisa memberikan satu peran padaku?" Byung Soo menjawab, "Ini adalah film perdanaku... Aku tidak mungkin merusaknya hanya karna pacarku. Sekarang setelah kau bekerja di pekerjaanmu maka jangan menyerah!"

Sun Nyeon marah-marah dan bilang, "Kau tau tidka bahwa menjadi make up artis Hye In itu sangat menyebalkan!! Dia sungguh Kejam. Tapi walaupun begitu... Aku sangat senang berada si sapingnya dan melihat dia yang begitu menderita. Itu benar-benar menyenangkan."


Hye In sedang melakukan pemotretan dengan JEREMYYY (Ya Lee Hong Ki jadi Cameo sebagai Jeremy di drama ini ;) Selesai pemotretan, Sun Nyeon berkata, "Muskipun kau sudah berusaha menarik perhatiannya selama shooting iklan ini, tapi dia tidak terlihat tertarik padamu." Hye In kesal dan menjawab, "Ini pasti berhasil!" Sun Nyeon berkata lagi, "Aku pikir kalian pertama kali bertemu di Pernikahan Ayahku. Sudah berapa lama ini? Apakah tidak ada perkembangan juga? Kau seharusnya melakukan pendekatan duluan padanya." Hye In bilang, "Apa kau gila? Aku melakukan pendekatan duluan?" Sn Nyeon menjawab, "Jika melihat sikapmu ini, kau akan berakhir mengenaskan seperti saat mengejar Dae Woong."

Hye In sangat kesal mendengar kata-kata Sun Nyeon dan Sun Nyeon pun menghindar dengan mengangkat barang-barang Hye In menuju mobil sehingga dia tidak kena marah Hye In.


Hye In melihat Jeremy dan Jeremy juga sedang melihatnya lalu menundukan kepala memberikan salam. Hye In tersenyum dan berkata, "Jika aku tidak melakukannya sekarang maka aku akan kehilangan kesempatan seperti yang terakhir kali? Ah benar..." Hye In mendapatkan ide dan ingat kata-kata Mi Ho makanya dia langsung mempraktekan, "Aku sangat sangat sangat menyukaimu. Ya Mi Ho mengatakan padaku jika aku melakukan ini maka aku bisa mendapatkan pacar. Haruskah aku melakukan ini? membuang jauh harga diriku? Ah tidak! Aku tidak bisa melakukan ini!"

Jeremy memanggil Hye In dan Hye In pun langsung tersenyum manis. Jeremy berkata, "Hye In sshi... Hari ini kau sudah bekerja dengan sangat baik." Jeremy pamit pergi. Hye In tidak mau kehilangan kesempatan makanya dia meyakinkan dirinya dan langsung mengejar Jeremy.


Di ruangan Dong Hong, Byung Soo memperlihatkan skenario untuk film buatannya. Ide cerita ini di berikan oleh Dae Woong dan ceritanya mengenai Manusia yang pacaran dengan hantu. Dae Woong melihat skenario dan berkata, "Ini bagus. Tapi mengapa kau merubah tokoh Gumiho menjadi hantu?" Byung Soo menjawab, "Untuk membuat efek ekor 9 itu memerlukan teknologi tinggi dan efek komputer. Itu membutuhkan biaya yang sangat besar jadi tidak!" Dae Woong hanya tersenyum dan melanjutkan membaca skenario.

Dae Woong bertanya, "Ini... Apakah nanti hantu wanita ini akan memberikan hadiah gantungan HP?" Byung Soo menjawab, "Ya. Gantungan itu berbentuk mutiara yang di dalamnya ada jiwa. Aku akan menggunakan yang seperti ini. Bagaimana menurutmu? Apakah kamu menyukainya?" Byung Soo menunjukan gambar di komputer dan Dae Woong berkomentar, "Aku memiliki sesuatu yang mirip dengan ini. Sebaiknya kita menggunakan itu saja." Byung Soo setuju.


Di rumah, Dae Woong melihat gantungan HP mutiara yang dulu dia berikan kepada Mi Ho dan dia terdiam memandangi Gantungan Mutiara itu.


Shooting film sudah di mulai. Crew film melapor kepada Byung Soo bahwa siang ini akan ada gerhana matahari. Byung Soo stylenya mirip dengan Dong Hong tanpa mantel dan dia bilang, "Baiklah karna ini akan mempengarahi pencahayaan maka kita tunda saja hingga ini berakhir."


Saat Dae Woong sedang di rias, Dong Joo datang menghampirinya dan mengajak mengobrol. Dong Joo bilang bahwa Dae Woong pasti sangat sibuk karna film awal Dae Woong baru saja di rilis tapi Dae Woong sudah mulai shooting film lain lagi. Dae Woong menjawab, "Ya aku sangat sibuk bahkan tidak memiliki banyak waktu luang." Tiba-tiba ada perempuan yang lewat dan menyapa Dong Joo, "Halo Professor... Ya ampun dia sangat tampan." Tapi crew film langsung datang dan mengusir perempuan itu karna ini adalah lokasi shooting.

Dong Joo berkata, "Kau terkenal sekali." Dae Woong membalas, "Kau juga sanagt terkenal. Jadi sekarang kau menjadi Professor di Universitas ini?" Dong Joo menjawab, "Ya. Dibandingkan menjadi Dokter Hewan yang selalu bergaul dengan hewan, murid-murid ini lebih menarik." Dae Woong berkata, "Kau sekarang ini benar-benar hidup di dunia manusia." Dong Joo menjawab, "Ya aku akan mencobanya. Bagaimana denganmu? Apakah kau masih menunggunya?" Dong Joo menyentuh dadanya dan bilang, "Tentu saja. Aku yakin dia belum menghilang."

Dong Joo melihat langit dan bilang, "Dalam beberapa saat lagi sepertinya akan terjadi gerhana matahari. Sebenarnya bulan dan matahari tidak akan pernah berjumpa. Tapi suatu waktu ketika bulan berjalan mendekati matahari dan mereka menjadi satu, maka ada aturan yang di langgar. dan kita menyebutnya gerhana matahari. Waktu dimana alam semesta tidak terkendali. Dan sesuatu yang tak terduga akan terjadi... Jika kau menunggu sejenak maka kau akan tau." (OMG jangan-jangan Mi Ho akan kembali :-O)


Banyak sekali yang penasaran akan gerhana matahari ini. Dae Woong menuju mobilnya dan dia melihat langit, "Waktu dimana alam semesta tidak terkendali?" Dae Woong membaca skenario di dalam mobil dan HPnya berbunyi. Dae Woong mengambil HP yang ada gantungan HP Mutiara lalu berkata, "Siapa ini? Tunggu... ini bukan HPku... ini Hp Mi Ho. Hallo..."

Dae Woong : "Hallo... Hallo..."
Mi Ho : "Ini aku. Dae Woong ini aku..."
Dae Woong : "Benarkah? Apakah kau benar-benar Mi Ho? Kau dimana?"
Mi Ho : "Aku sedang melihatmu saat ini."

Dae Woong kaget dan langsung berlari keluar mobil dan melihat ke sekitarnya untuk mencari keberadaan Mi Ho namun dia sama sekali tidak menemukannya.

Dae Woong : "Kamu dimana?"
Mi Ho : "Apakah kau mencariku? Aku tidak terlihat.."
Dae Woong : "Kamu dimana?"
Mi Ho : "Aku di dekatmu..."

Dae Woong terus berkeliling mencari keberadaan Mi Ho namun tidak ada. Dae Woong meminta Mi Ho menyebutkan lokasinya namun Mi Ho hanya menjawab bahwa dia ada di dekat Dae Woong. Gerhana Matahari selesai dan telfon Mi Ho pun terputus.

Dong Joo melihat langit dan berkata, "Gerhana matahari sudah berakhir..."


Dae Woong terduduk di tangga taman dan dia bilang, "Apa-apaan ini? Dia tidak akan kembali? Mi Ho... Surga sudah menjadi gila! Bukankah Mi Ho seharusnya kembali padaku! Apakah kau mempermainkanku sekarang? Apa ini?" Dae Woong menangis sedih dan menundukan kepalanya. Lalu ada yang memanggil, "Dae Woong ah!" Dae Woong mengangkat kepalanya dan kaget saat melihat ada Mi Ho di sebrang jalan dan tersenyum padanya. Dae Woong bangkit dari duduknya dan langsung menghampiri Mi Ho.


Mi Ho tersenyum dan berkata, "Dae Woong kau lebih keren. Apakah kau takut? Kau takut kalau aku menghilang bersama bintang?" Dae Woong masih tidak percaya dan bertanya, "Apakah kau asli?" Dae Woong menyentuh pipi Mi Ho dan dia yakin bahwa Mi Ho memang asli. Dae Woong bertanya kembali, "Lalu apakah kau sekarang menjadi hantu?" Mi Ho menjawab, "Aku bukan hantu. Sekarang ini aku...."

Dae Woong langsung memeluk Mi Ho dan berkata, "Aku tidak peduli lagi apakah kau hantu, Gumiho ataupun manusia. Itu tidak masalah untukku. Hanya jika kau bersamaku maka segalanya akan baik-baik saja padaku. Jika kau kembali... itu lah yang terpenting."

Malamnya, Dae Woong dan Mi Ho duduk bersama di teras rumah sekolah aksi. Mi Ho berkata, "Woong Ah, maafkan aku telah membuatmu lama menunggu begitu lama." Dae Woong bilang, "Tidak. Aku pikir aku akan menunggu selama 50 tahun. Mi Ho, terima kasih karna telah datang kembali. Benar-benar terima kasih." Mi Ho bertanya, "Woong Ah apakah kau tidak penasaran apakah aku ini Gumiho atau manusia?" Dae Woong menjawab, "Tidak. aku tidak peduli lagi apapun kamu." Mi Ho tersenyum dan bertanya kembali, "Benarkah? Walaupun aku memiliki ekor 9, kau baik-baik saja?" Dae Woong menjawab, "Tidak apa-apa untukku. Tapi... Aku ingin tau..."


Mi Ho berkata, "Baiklah kalau begitu kita melakukan hoi hoi lalu kita lihat apakah ada ekor yang keluar atau tidak." Dae Woong sangat gugup dan bilang bahwa dia tidak akan terkejut walaupun melihat ekor Mi Ho yang ada 9. Mereka melakukan hoi-hoi dan Dae Woong sangat kaget, "Tidak ada ekor yang keluar? Kau manusia?" Mi Ho kesal dan bilang, " Kau tidak suka jika aku menjadi Gumiho?" Dae Woong menggenggam Mi Ho dan bilang, "Sebenarnya situasiku sedikit rumit karna aku menjadi sangat populer... jadi mungkin akan sedikit susah jika pacarku ini Gumiho."

Mi Ho tiba-tiba berkata, "Lalu bagaimana ini? Kita dalam masalah..." Dae Woong bertanya, "Ada apa?"Mi Ho berbisik, "Sebenarnya aku masih memiliki 1 ekor lagi yang tersisa." Dae Woong sangat kaget, "APA?" Ekor Mi Ho merangkul Dae Woong dari belakang dan Dae Woong berkata, "Pada akhirnya, pacarku ini masih tetap seekor rubah."



SERu KAn ...........LIke This Yooooo.....

My Girlfriend is a Gumiho Episode 15

Dae Woong berjalan pergi dari rumah sakit Dong Joo lalu dia mendengar ada seseorang yang berkata, "Park Sun Jo!" Dae Woong melihat sumber suara yang ternyata berasal dari dalam cafe. Dae Woong berfikir sebentar dan dia teringat nama manusia Mi Ho adalah Park Sun Jo makanya dia berlari ke dalam cafe dan menarik tangan seorang pelayan yang berambut panjang. Ketika pelayan itu berbalik ternyata itu bukan Mi Ho tapi namanya memang sama yaitu Park Sun Jo. Dae Woong meminta maaf karna dia salah orang. Dae Woong berfikir bahwa Mi Ho pasti sudah bersama Dong Joo dan tidak ada alasan bagi Mi Ho untuk tetap tinggal di Seoul.


Mi Ho berjalan melewati cafe dan sales yang tadi mengejarnya dan memenggil namanua, "Park Sun Jo sshi, kau lupa mengambil kuponmu ini. Kosmetik kami ini sangat bagus...." Dae Woong mendengar nama Park Sun Joo di panggil dan dia melihat ke arah luar cafe namun dia tidak melihat sosok Mi Ho karna tertutup oleh taxi yang berhenti. Mi Ho masuk kedalam taxi dan taxi pun pergi. Dae Woong berkata, "Apakah nama Park Sun Joo itu sangat umum?"


Taxi yang di tumpangi Mi Ho berputar dan berhenti di zebra cross karna ada yang menyebrang, dan yang menyebrang itu adalah Dae Woong. Dae Woong berjalan di pinggir jalan dan tidak sadar bahwa Mi Ho ada di pinggirnya namun di dalam taxi. Mi Ho juga tidak menyadari keberadaan Dae Woong yang sedang berjalan. Dae Woong berkata, "Mi Ho pasti hidup dengan baik sebagai Park Sun Joo..."


Mi Ho datang ke sebuah restaurant dan bertemu dengan Dong Joo! Dong Joo bilang bahwa Mi Ho tadi keluar lebih awal makanya dia juga datang lebih awal ke restaurant itu. Mi Ho bilang bahwa dia datang lebih awal karna tidak tau apa yang mesti dia lakukan. Mi Ho bertanya, "Dong Joo, bukankah kau sibuk hari ini?" Dong Joo menjawab, "Ya kita akan sangat sibuk hari ini jadi pesanlah banyak makanan. Kau mengetahui cara memesan makanan bukan? Pesanlah apapun yang kamu mau." Mi Ho terlihat lesu dan berkata, "Kamu saja yang memilih. Aku baik-baik saja dengan semuanya."


Dae Woong datang ke rumah sekolah aksi dan bilang bahwa Mi Ho sepertinya tidak pernah datang sama sekali ke rumah itu. Dae Woong melihat boneka ayam yang pernah di kasih ke Mi Ho dan dia berkata, "Dia meninggalkan ini juga. Ini melegakan, dia pergi dan meninggalkan semuanya. Dia pasti hidup dengan sangat baik."


Dong Joo membawa Mi Ho ketempat baju pernikahan dan Mi Ho mencoba sebuah gaun. Dong Joo memuji Mi Ho yang tampil cantik. Mi Ho menghampiri Dong Joo dan bertanya, "Dong Joo bukankah mereka akan menggambar Yonji Konji di wajahku nanti? (Dlam pernikahan tradisional korea nanti mempelai wakita di bagian pipinya itu ada titik merah.) hmm atau kepala tradisional?"' Dong Joo menjawab, "Ini jika kau melakukan perikahan tradisional. dengan menggunakan gaun ini kamu akan memakai cadar dan juga memegang buklet bunga."

Mi Ho bertanya kembali, "Apakah akan ada Kokkman? (Kereta kuil dari bunga)?" Dong Joo balik bertanya, "Jika kamu suka... Haruskah kita mengganti upacara pernikahan ini menjadi upacara tradisional?" Mi Ho menggeleng dan menjawab, "Tidak. Aku bisa menggunakan ini dan aku baik-baik saja dengan apapun juga."

Pelayan toko menghampiri Mi Ho dan Dong Jo lalu memperlihatkan desain cincin yang disiapkan untuk mereka. Dong Joo berkata, "Pilihlah, jika kamu tidak suka maka aku akan meminta pelayan untuk membawakan yang lainnya." Mi Ho meminta agar Dong Joo saja yang memilih. Dong Joo bertanya, "Apakah kau benar-benar baik-baik saja dengan semua ini?" Mi Ho menjawab, "Ya. Dong Joo pilihlah yang kamu suka."


Di rumah Dong Joo, Dong Joo memberikan kartu undangan pernikahan kepada Mi Ho. Mi Ho tidak mengerti tentang kartu undangan pernikahan sehingga Dong Joo bilang bahwa kartu itu di berikan kepada orang-orang agar datang ke acara pernikahan dan ikut merayakan hari pernikahan itu. Mi Ho melihat kartu undangan itu dan bilang bahwa dia tidak punya siapapun untuk diundang.

Dong Joo berkata, "Bukankah ada Cha Dae Woong? Dia kembali dari China hari ini. Bukankah kau mengetahui hal ini? Pernikahan ini membuktikan bahwa kau hidup dengan baik dan kau harus menunjukannya pada Cha Dae Woong." Mi Ho bilang bahwa dia tidak mau muncul di depan Dae Woong dan jika dia pergi jauh maka Dae Woong akan berfikir bahwa dia sudah hidup bahagia. Dong Joo mengerti dan berkata, "Baiklah jika kamu mau membebaskannya dari perasaan bersalah telah meninggalkanmu, ini mungkin akan membuatnya lebih mudah melupakanmu dan lebih cepat melupakanmu. Dan ya ini juga akan lebih baik untukmu melupakan dia."

Mi Ho bertanya, "Dong Joo apakah kau cemas karna malam ini aku akan kehilangan ekorku lagi?" Dong Joo menjawab, "Malam ini jika kamu kehilangan satu ekormu maka kamu masih memiliki kesempatan untuk hidup. Bagaimana perasaanmu sekarang?" Mi Ho menjawab, "Entahlah aku bingung dengan perasaanku ini." Dong Joo berkata, "Tidak apa-apa. kamu akan mengetahui kondisimu malam ini. Jika ekormu menghilang atau jika semuanya sudah lunas maka akan berhenti seperti ini"


Mi Ho mengeluarkan Mutiaranya yang ada di dalam botol dan dia berkata, "Aku tidak akan mungkin menghentikannya. Aku akan menghilang. Ini bagus karna aku mengeluarkan mutiara ini dari Dae Woong sehingga dia tidak akan menghilang."


Dae Woong membawa Dong Ja jalan-jalan dan dia berkata, "Dong Ja, bukankah lebih baik jalan-jalan denganku dari pada dengan Bibi?" Tanpa sadar Dae Woong menyanyikan lagu untuk Mi Ho lalu dia diam dan mengelus Dong Ja, "Ah Dong Ja bukankah kamu haus? Ayo pergi... Tunggu disini sebentar aku akan membeliknmu minuman." Dae Woong pergi ke supermarket dan Dong Ja pergi.

Dae Woong melihat minuman kesukaan Mi Ho dan dia hanya bisa terdiam. Sementara itu Dong Jo pergi dari tempatnya dan menghampiri Mi Ho yang menunggu di taman. Ternyata Mi Ho dan Dong Ja sudah sering bertemu di taman itu. Dae Woong keluar dari supermarket dan tidak melihat Dong Ja makanya dia berusaha mencari Dong Ja.


Mi Ho bilang ke Dong Ja bahwa Dong Ja lebih baik menjadi seorang rubah agar mereka bisa berkomunikasi dan membicarakan Dae Woong. Mi Ho memberikan makanan pada Dong Ja dan dia berjalan pergi. Dae Woong berhasil menemukan Dong Ja dan mengajak Dong Ja pergi namun Dong Ja tidak mau berdiri dan malah berlari pergi. Dae Woong berusaha mengejarnya dan kaget saat melihat Mi Ho berbalik dan menatapnya. (Kyyyay mereka ketemuan :")


Hye In bertemu dengan Dong Jo dan dia kaget saat mendengar kabar bahwa Mi Ho akan menikah dengan Dong Jo. Dong Joo memberikan surat undangan pernikahannya dan meminta Hye In memberikan itu pada Dae Woong. Hye In kebingungan kenapa Mi Ho dan Dae Woong bisa benar-benar berpisah. Dong Joo hanya berkata bahwa orang seperti Hye In tidak akan pernah bisa mengerti.


Dae Woong menghampiri Mi Ho dan bilang bahwa dia pikir Mi Ho sudah pergi. Mi Ho bilang bahwa masih ada urusan yang perlu dia dan Dong Joo selesaikan sehingga belum pergi. Dae Woong membeli minuman soda kesukaan Mi Ho dan memberikannya pada Mi Ho. Mi Ho bilang bahwa dia sudah tidak suka minuman soda lagi karna masih banyak hal yang luar biasa di dunia ini. Dae Woong kaget mendengar ini dan bertanya, "Kau dan Dong Joo pasti hidup dengan baik. Apakah kamu suka hidup dengannya?" Mi Ho menjawab, "Ya. Aku suka hidup tanpa seorang pun mengetahui tentang siapa aku sebenarnya dan sangat baik sekali hidup bersama seseorang yang sepertiku juga."

Dae Woong sedih mendengar kata-kata Mi Ho namun dia merasa lega karna yang terpenting Mi Ho hidup bahagia. Mi Ho bilang bahwa dia sangat baik-baik saja dan ada sesuatu yang mau diberikan pada Dae Woong. Mi Ho memberikan sebuah amplop pada Dae Woong dan bilang bahwa dia memberikan itu agar Dae Woong tau kalau dia hidup bahagia sebagai Park Sun Joo. Dae Woong melihat amplop itu dan bilang bahwa Mi Ho sepertinya hidup dengan sangat baik.

Dae Woong melihat amplop itu dan bilang bahwa tidak banyak lagi waktu yang tersisa. Mi Ho mengetahui hal itu dan bilang bahwa lebih baik Dae Woong datang saja. Dae Woong menolak dan mengembalikan amplop itu lalu berkata, "Aku akan datang tapi... aku pikir aku tidak memerlukannya. Ini adalah kupon untuk perempuan." Mi Ho tidak mengerti dan dia pun kaget saat melihat ternyata amplop yang di berikan pada Dae Woong adalah amplop berisi kupon kosmetik.

Dae Woong berkata, "Aku tahu kau suka mengumpulkan kupon ayam, apakah sekarang kau mencoba mengumpulkan kupon kosmetik?Ternyata cara hidup Park Sun Joo masih identik dengan Gumiho." Mi Ho berusaha mencari amplop undangan pernikahannya di dalam tas namun dia tidak menemukannya sama sekali. Lalu Dae Woong ingat mengenai Dong Ja dan dia bersama Mi Ho bersama-sama berusaha mencari Dong Ja.


Dae Woong menelfon Kakek untuk menanyakan Dong Ja dan ternyata Dong Ja sudah ada di rumah bahkan sudah makan siang dan mau tidur. Dae Woong bilang kepada Kakek bahwa Dong Ja ini ternyata sangat pintar. Dae Woong menutup telfonnya dan Mi Ho masih sibuk mencari Dong Ja.


Mi Ho bilang pada Dae Woong bahwa Dong Ja tidak pernah pergi seperti ini. Mi Ho mengeluarkan makanan anjing dari dalam tasnya dan bilang bahwa Dong Ja pasti akan kembali jika mencium bau makanan anjing itu. Dae Woong kebingungan dan bilang, "Kau yang memberi dia makanan? Jadi kau setiap hari datang ke taman ini untuk bertemu Dong Ja?" Mi Ho menjawab, "Aku dan Dong Ja ini sahabat baik." Dae Woong lalu berkata, ""Kau... Kau tidak bisa mencium bau Dong Jo disekitar sini? Apakah kemampuanmu menghilang? Dan... aku tadi berbicara dengan Kakekku di telfon, apakah kau tidak mendengarnya juga? Padahal bulan lalu kau masih bisa memiliki kemampuan itu." Mi Ho berdalih, "Terlalu banyak anjing disini sehingga aku tidak bisa mencium baunya dan... terlalu ribut jadi aku tidak mendengarmu menelfon."

Dae Woong sangat khawatir, "Kemampuanmu menghilang... Jangan bilang padaku bahwa kau mulai..." Mi Ho kembali menyangkal, "Tidak. Agar aku terlihat normal maka aku menyembunyikan kemampuanku ini. Aku menyembunyikannya agar tidak ketahuan bahwa aku ini Gumiho. Aku mencoba hidup sebagai Park Sun Joo. Aku pergi..." Dae Woong menarik Mi Ho dan bilang, "Kamu boleh pergi setelah aku selesai berbicara padamu." Mi Ho kesal dan berusaha melepaskan tangannya namun Dae Woong terus menarik tangannya. Dae Woong berkata, "Kekuatanmu untuk melepaskan diri... Apakah kamu sudah tidak memiliki kekuatanmu lagi? Kamu tidak perlu menyembunyikan dirimu lagi sebagai Gumiho kecuali jika kekutanmu memang benar-benar menghilang!"

Mi Ho kembali menyangkal dan bilang bahwa dia sengaja tidak memakan kekuatannya karna ini ditempat umum dan semua orang pasti akan kaget jika melihat dia menjatuhkan seorang laki-laki. Mi Ho juga tidak ingin orang-orang menyebutnya monster seperti yang dulu pernah Dae Woong katakan padanya. Dae Woong pun mulai melepaskan Mi Ho.

Dae Woong bertanya, "Berapa banyak ekor yang kamu punya? Masih ada 4 seperti bulan lalu kan?" Mi Ho menjawab, "Lihat saja ekorku sendiri." Dae Woong bilang, "Aku tidak bisa melihatnya. bulan belum keluar." Mi Ho bilang bahwa Dae Woong ini sangat keterlaluan karna pernah mengejeknya sehingga Mi Ho tidak akan pernah mau menunjukan ekornya. Mi Ho pergi dan Dae Woong bilang bahwa dia harus mengetahui jumlah ekor Mi Ho sekarang dan mengikuti Mi Ho.


Dong Hong menunjukan jadwalnya yang sangat padat pada Bibi. Dong Hong menggambar love pada hari yang kosong dan bilang bahwa mereka bisa menikah pada hari itu. Bibi kesal dan bilang bahwa Dong Hong seharusnya mendahulukan hari pernikahannya baru memikirkan jadwal premire filmnya itu. Dong Hong bernar-benar bingung karna pernikahan dan jadwal premire filmnya ini sangat penting.

Dong Hong bilang bahwa yang harus mereka pikirkan adalah 'telur' mereka alias bayi yang dikandung bibi, Dong Hong berfikir bahwa Sun Nyeon pasti akan memakannya hidup-hidup jika mengetahui tentang 'telur' itu. Bibi bilang bahwa mereka bisa segera menikah dan melahirkan bayi itu tapi masalahnya Dong Hong belum melamarnya untuk menikah. Dong Hong mengambil sebuah botol minum kopi dan berkata, "Ini adalah hatiku... Aku sangat suka kopi. saat aku merasa lelah maka aku meminum kopi dan aku merasa senang tapi setelah bertemu denganmu aku sudah tidak minum kopi karena kamu selalu ada setiap saat. Kamu adalah kopi di hatiku." Bibi terharu dan langsung memeluk Dong Hong.

Dong Hong berkata, "Jadilah mesin kopi dihatiku yang akan selalu ada di hatiku setiap saat." Bibi menjawab, "Tentu saja. Aku akan menjadi cafe yang bergembira."


Sun Nyeon mengobrol dengan Byung Soo membahas Dong Hong dan Bibi yang akan segera menikah. Sun Nyeon bertanya," Apakah ada sebuah aksiden yang terjadi sehingga mereka menikah?" Byung Soo menjawab, "Sepertinya tidak. dulu juga kita pernah berfkir akan hal itu pada Dae Woong dan Mi Ho." Sun Nyeon bilang bahwa Mi Ho dan Dae Woong itu sering putus namun selalu saja berhasil balikan dan pasti kali ini juga mereka akan baikan lagi.

Hye In datang menghampiri mereka dan memberikan surat undangan pernikahan Mi Ho. Sun Nyeon membacanya dan sangat kaget, "Park Sun Jo? Hah Mi Ho??" Byung Soo melihat undangan itu dan sama kagetnya, "Dengan Park Dong Jo? Dokter hewan? mereka akan menikah?" Hye In menjawab, "Benar. Berikan itu pada Dae Woong. Aku lelah." Byung Soo bertanya, "Bagaimana bisa seperti ini?" Hye In menjawab, "Kau tidak akan menduganya dan Sebaiknya kau tidak tau hal ini atau nanti kau akan terluka..." Hye In langsung pergi.


Sun Nyeon dan Byung Soo sama-sama bingung bagaimana harus mengatakan semua ini pada Dae Woong. Sun Nyeon bertanya, "Apakah Dae Woong tidak akan melakukan adegan seperti di film-film?" Byung Soo berfikir lama dan mereka pun mulai membayangkan...

Mi Ho dan Dong Jo ada di altar dan saling tersenyum. Dae Woong tiba-tiba datang dan menarik Mi Ho pergi. Sun Nyeon bilang bahwa ceritanya bukan seperti itu. Adegan pun di ulang kembali saat Dae Woong datang dan ternyata menarik Dong Joo pergi (Gay version huh? HAHAHAHAHAH :) Past adegan ini diputer lagu OST Life is Beautiful yang menceritakan tentang Gay. ) Byung Soo bilang bahwa ada cerita versi lain. yaitu Dae Woong datang dan berkata, "Dong Joo, Mi Ho... kita bertiga ini adalah saudara. Demi orang tua kita mari balas dendam..." (Diputer lagu OST Giant dan ceritanya mirip Giant.)


Sun Nyeon langsung memukul kepada Byung Soo dan khayalan itu pun hilang. Byung Soo bertanya-tanya, "Jadi sebenarnya apa hal yang tidak duga yang dikatakan oleh Hye In?"



Dae Woong terus mengikuti Mi Ho dari belakang dan Mi Ho mengetahui itu, "Kenapa kau mengikutiku ?" Dae Woong menjawab, "Belikan aku makanan. Aku ingin daging. Selama di China aku tidak makan daging. Aku sangat sangat sangat ingin makan daging. Terutama daging sapi! AKu ingin makan daging sapi." Mi Ho bertanya, "Kenapa aku harus membelikannya untukmu? Sekarang kamu dan aku tidak apa-apa lagi." Dae Woong bilang bahwa mereka sekarang tidak saling mengenal nama, dulu Mi Ho adalah Oh Mi Ho yang artinya Gumiho memiliki ekor lima sekarang siapa Mi Ho? Mi Ho menjawab, "Aku... Aku Park Sun Jo." Dae Woong berkata, "Baiklah Park Sun Jo. Belikan aku daging dan jika kau tidak membelikanku daging maka aku tidak akan pergi."

Mi Ho tidak ada pilihan lagi dan dia pun mengajak Dae Woong makan daging di restaurant. Dae Woong sengaja memasak daging satu demi satu agar lama dan itu membuat Mi Ho kesal. Mi Ho memutuskan untuk pergi duluan namun Dae Woong mencegahnya dan bilang bahwa dia pati akan nambah makanan jadi Mi Ho harus tetap disini untuk membayar daging.

Mi Ho akhirnya setuju untuk tetap diam dan terus melihat Dae Woong yang terus makan. Dae Woong sebenarnya sudah tidak kuat untuk makan namun dia terus memaksakan diri. Mi Ho menyuapi Dae Woong daging dan itu membuat Dae Woong mual dan langsung pergi ke kamar mandi. Mi Ho menghabiskan sisa daging dan meminta bon pembayarannya.


Selesai makan, Dae Woong masih terus mengikuti Mi Ho. Mi Ho kesal dan bilang bahwa mereka sudah selesai makan dan seharusnya Dae Woong tidak mengikuti mereka lagi. Dae Woong bilang bahwa dia tadi masih ingin makan sup tapi Mi Ho sudah duluan pergi meninggalkannya. Mi Ho meminta Dae Woong pergi karna dia juga akan pergi. Dae Woong mencegah Mi Ho pergi dan melihat mesin minuman sehingga dia meminta Mi Ho membelikan minuman soda untuknya.

Mi Ho memasukan koin ke dalam mesin minuman tapi si minuman tidak keluar juga. Dae Woong mendapatkan ide dan bilang bahwa mesin minuman macet sehingga mereka harus menunggu. Kebetulan ada kursi di samping mesin minuman sehingga Dae Woong duduk di situ dan mengajak Mi Ho untuk bersantai. Mi Ho tidak mau dan memaksa mesin minuman untuk mengeluarkan minuman sehingga dia menendang mesin itu. Dae Woong ingat kejadian dulu saat Mi Ho menendang mesin dan mesin itu jatuh, "Kamu... Kamu kehilangan kekuatanmu kan? Ini aneh kamu menendang mesin itu tapi mesin itu tidak jatuh." Mi Ho menjawab, "Aku menendangnya dengan pelan. Ambil koin ini kau bisa membelinya sendiri." Mi Ho langsung pergi dan Dae Woong hanya bisa diam.


Sun Nyeon dan Byung Soo memutuskan untuk meminta bantuan Dong Hong memberikan undangan pernikahan Mi Ho kepada Dae Woong. Dong Hong menerima undangan itu dan meminta Sun Nyeon dan Byung Soo pergi. Dong Hong berkata, "Antara 'My Dream Real Action' dan Tuan Cha Dae Woong itu sangat cocok tapi kenapa ini terjadi? Hmm saya bisa membayangkannya melodrama..."

Dong Hong selama ini masih mengira Mi Ho itu hamil sehingga dia membayangkan... Mi Ho berkata pada Dae Woong, "Aku hamil... tapi bayinya sudah pergi sehingga aku akan menikah dengan laki-laki lain." Dae Woong terkejut, "APA?" Dong Hong bilang bahwa seharusnya dia menambahkan sedikit aksi dalam khayalannya.


Dae Woong terus mengikuti Mi Ho diam-diam. Dae Woong mendapatkan ide lalu dia menghampiri Mi Ho yang sedang duduk di halte bus. Dae Woong bilang, "Apakah kau ada obat? Ah aku baru ingat kalau kau ini Gumiho..." Mi Ho jadi panik dan bertanya, "Kenapa? Apakah kita harus ke rumah sakit?" Dae Woong mencegahnya dan memilih duduk di samping Mi Ho lalu menyenderkan kepalanya di bahu Mi Ho dan bilang, "Tidak perlu. aku hanya ingin seperti ini sebentar."

Dae Woong terus bersandar dan bilang, "Ah mutiaramu ini sangat hebat aku merasa lebih baik sekarang." Mi Ho tau kalau Dae Woong berbohong karna mutiaranya itu tidak ada di dalam tubuhnya. Mi Ho langsung menjauh dari Dae Woong, "Kau tidak sakit, kau hanya berpura-pura." Dae Woong kaget dan bilang, "Aku sakit. Tanganku dingin, keningku berkeringat dan mukaku pucat." Mi Ho memegang tangan Dae Woong dan berkata, "Tanganmu panas, keningmu tidak berkeringat dan wajahmu tidak pucat sama sekali. Jangan ikuti aku lagi. Jika kamu masih mengikutiku maka aku akan berteriak dan bilang bahwa kau ini penguntit."

Dae Woong kaget mendengar hal itu dan dia bilang bahwa dia tidak akan mengikuti Mi Ho lagi setelah melihat ekor Mi Ho pada saat bulan datang. Mi Ho menyebut Dae Woong sebagai orang tidak sopan karna meminta seorang wanita menunjukan sesuatu padanya. Mi Ho menyebut Dae Woong juga sebagai parasit. Mi Ho meminta Dae Woong untuk pergi namun Dae Woong tidak peduli akan disebut apapun juga karna dia hanya ingin memastikan ekor Mi Ho.


Mi Ho masuk kedalam Bis dan Dae Woong mengikutinya. Diam-diam Mi Ho keluar dari pintu belakang bis dan Dae Woong pun kaget melihatnya. Dae Woong meminta supir bis menghentikan bis dan dia kembali ke halte untuk mengejar Mi Ho namun Mi Ho sudah tidak ada. Ternyata Mi Ho bersembunyi dan dia berkata, "Bagaimana aku sekarang... Kamu tidak perlu tau. Berbagialah... aku akan lebih baik hidup tanpanya dan pergi jauh. Ya dia akan berfikir seperti itu."


Dong Joo menghampiri Mi Ho dan bilang bahwa undangan pernikahan mereka besok akan sampai ke Dae Woong, mungkin Dae Woong tidak akan datang tapi Dae Woong pasti akan menerima kenyataan bahwa Mi Ho sudah tidak suka Dae Woong lagi. Mi Ho bertanya," Lalu apakah dia akan mengkhawatirkan aku lagi?" Dong Joo memberikan Mi Ho tiket ke Jepang lalu bilang, "Ini tiket ke Jepang. Jika kau memperlihatkan ini pada Dae Woong, seperti yang kau inginkan maka Dae Woong akan ingat bahwa kau pergi ke Jepang dengan bahagia."

Mi Ho lalu meminta maaf kepada Dong Joo karena dia telah membuat kehidupan Dong Joo lebih rumit. Dong Joo tersenyum dan bilang bahwa dia akan baik-baik saja asalkan Mi Ho berhenti memikirkan Dae Woong dan berhenti mencintai Dae Woong. Mi Ho menatap Dong Joo dan sekali lagi meminta maaf.


Dae Woong melihat kalender dan bilang bahwa hari ini adalah hari ke 88 dan itu artinya ekor Mi Ho akan menghilang kembali.


Benar saja, Mi Ho mulai merasakan kesakitan namun dia menahannya karna dia sedang duduk di ruangan bersama Dong Joo. Mi Ho menyalakan TV dn bilang bahwa Dong Joo belajar dengan cara membaca maka dia akan belajar dengan cara menonton. Dong Joo menutup bukunya dan bilang bahwa dia juga akan menonton TV. Dong Joo bertanya, "Acara apa yang ingin kamu tonton?" Mi Ho kebingungan dan menjawab, "Hmm acara yang berisik. Ah ya acara menyanyi dan menari saja. Tolong pindahkan salurannya." Dong Joo memindahkan channel dan membesarkan suara tv.

Mi Ho benar-benar merasa kesakitan dan bilang bahwa dia akan pergi keluar untuk membeli minuman soda. Dong Joo bilang bahwa dia saja yang akan membelinya namun Mi Ho mencegah dan bilang bahwa Dong Joo diam saja di rumah dan tetap menonton TV. Mi Ho berjalan menjauhi Dong Joo dan berkata dalam hati, "Jika dia tau kalau manik itu tidak ada di dalam tubuhku, dia pasti akan sedih."


Mi Ho pergi ke ruang bawah tanah dan mengambil mutiaranya yang ada di dalam botol. Mi Ho terus menahan kesakitan agar Dong Joo tidak mendengar suaranya. Sementara itu Dae Woong juga sangat khawatir di rumahnya memikirkan Mi Ho.


Akhirnya ekor Mi Ho menghilang 1 dan tersisa 1. Dong Joo mendengar suara aneh dari ruang bawah tanah makanya dia sengaja pergi kesana. DongJoo melihat Mi Ho dan bertanya, "Sedang apa kamu disini?" Mi Ho sudah kembali seperti semula dan menjawab, "Aku hanya mencari cermin. Aku merasa ada yang aneh dengan ekorku sehingga aku kemari untuk melihatnya di cermin." Dong Joo mendekati Mi Ho dan bertanya, "Apa ekormu menghilang lagi?" Mi Ho menjawab, "Ya, ekorku tersisa satu. Kamu harus membiarkan aku pergi." Dong Joo tidak mau membiarkan Mi Ho pergi dan meminta Mi Ho jangan menyerah begitu saja.


Paginya, Dae Woong pamit kepada Kakek namun Kakek langsung menghentikannya dan meminta Dae Woong membantu Bibi untuk menyiapkan pernikahan Bibi. Dae Woong bilang bahwa dia harus cepat-cepat pergi dan bilang bahwa Dong Hong yang harusnya membantu Bibi. Kakek bilang bahwa Dong Hong sangat sibuk sehingga tidak bisa mengurus masalah pernikahannya itu.

Kakek lalu bilang bahwa Bibi ini hari ini sedang bad mood karna umur Bibi sudah cukup tua tapi baru menikah sekarang. Dae Woong tidak memiliki pilihan lain dan akhirnya setuju untuk menemani Bibi pergi.


Tempat pertama yang dituju adalah memesan gedung pernikahan. Bibi kesal melihat Dae Woong yang tidak niat menemaninya sehingga Bibi bilang bahwa Dae Woong boleh pergi saat urusan gedung pernikahan selesai. Dae Woong terdiam dan masuk kedalam gedung untuk memesan gedung pernikahan.

Ternyata di gedung itu juga ada Mi Ho dan Dong Joo yang sedang mengecheck gedung pernikahan mereka. Pada saat Mi Ho dan Dong Joo pergi ke gedung untuk mengecheck, Bibi dan Dae Woong datang dan masuk ke ruang pemesanan.


Si pelayan bilang bahwa Bibi bisa memesan gedung karna pada hari itu gedung tidak ada yang menyewa. Bibi jelas senang. Pelayan itu bertanya, "Siapa nama anak anda yang akan menikah?" Bibi sangat kesal mendengar pertanyaan itu dan langsung bilang, "Bukan dia yang akan menikah tapi aku!"

Dong Joo melihat gedung itu dan bilang bahwa dia hanya menyewa tempat yang kecil karna tamu yang diundang itu sedikit. Dong Joo bertanya, "Apakah kamu suka?" Mi Ho yang sejak tadi hanya diam saja pun menjawab, "Yeah."

Bibi masih melihat-lihat contoh riasan pernikahan sementara Dae Woong duduk di sampingnya. Dae Woog melihat agenda pemesanan dan kaget saat melihat ada Pernikahan atas nama Park Sun Joo dan Park Dong Joo. Dae Woong berfikir, "Park Sun Joo dan Park Dong Joo? Ini mungkin Park Sun Joo yang lain. Tapi... Nama pengantin laki-lakinya adalah Park DongJoo? Huh kenapa Park Dong Joo akan menikah dengan Park Sun Joo?" (Tapi disini Dae Woong ga sadar bahwa yang menikah itu adalah Dong Joo dan Mi Ho, dia berfikir ahwa itu Dong Joo yang lain.)


Pelayan mengajak Bibi dan Dae Woong untuk melihat gedung pernikahan dan mereka pun berjalan bersama. HP Dae Woong berbunyi sehingga Dae Woong berhenti di depan gedung yang lainnya. Yang menelfon ternyata Byung Soo dan Dae Woong bertanya, "Hah apa yang tidak aku ketahui?" Tiba-tiba Dong Joo dan Mi Ho keluar dari pintu gedung pernikahan dan Dae Woong kaget mendnegarnya. ada pelayan yang menghampiri Mi Ho dan Dong Joo dan memanggil mereka berdua dengan sbeutan 'mempelai'. Dae Woong pun semakin kaget mendengarnya.


Dong Joo memberikan waktu agar Dae Woong bisa mengobrol dengan Mi Ho. Dae Woong masih tidak menyangka dan bilang bahwa hidup Mi Ho terlihat sangat sempurna bahkan Dae Woong tidak mengetahui masalah pernikahan Mi Ho. Mi Ho bilang bahwa kemarin itu dia ingin memberikan undangan perikahannya pada Dae Woong namun dia salah memberikan sehingga sekarang saja dia memberikan undangan itu. Mi Ho bilang bahwa dia akan segera pergi setelah cara pernikahan itu dan hari ini sangat sibuk jadi mereka akan bertemu saat pernikahan nanti.

Dae Woong menatap Mi Ho dan bertanya, "Apakah kau pikir aku akan datang?" Mi Ho menjawab, "Baiklah kalau kau tidak akan datang maka ini perpisahan kita. Kita tidak akan bertemu kembali di masa depan." Dae Woong menatap Mi Ho sedih dan bilang, "Ya kita tidak akan bertemu lagi di masa depan." Mi Ho pun pamit pergi bersama Dong Joo meninggalkan Dae Woong yang masih sedih. Dae Woong berkata, "Ini melegakan."


Mi Ho pulang ke rumah Dong Joo dan dia melihat cincin pernikahannya dengan Dong Joo. di rumah kakek, Dae Woong juga sedang menatap cincinnya yang dulu dipakai oleh Mi Ho.


Bibi bilang pada Kakek bahwa mata Dae Woong terlihat sangat sedih dan ini pasti di karenakan Mi Ho yang mencampakan Dae Woong. Kakek bilang bahwa dulu juga Bibi paling sering di campakan oleh laki-laki. Bibi pun mengingat bahwa Dae Woong lah yang selama ini selalu menghiburnya jika dia patah hati.


Tahun 1991, Bibi patah hati dan Dae Woong menghiburnya dengan mencium pipi Bibi sementara Kakek hanya bersikap, "Ahh kenapa lagi?". Tahun 1999 Bibi patah hati lagi dan dae Woong berkata, "Bibi jika tidak ada yang menikahimu maka aku yang kan menikahimu." Bibi tersentuh dan langsung memeluk Dae Woong. Tahun 2005 Bibi patah hati lagi!!! Dan Dae Woong menghibur Bibi dengan ingin menghajar orang yang mencampakan Bibi namun Bibi mencegahnya dan langsung memeluk Dae Woong.

Kemabali ke masa sekarang.... Bibi ingin menghibur Dae Woong yang sedang patah hati. Kakek bertanya, "Bagaimana cara kau menghiburnya hah?" Dae Woong keluar dari kamarnya dan bilang bahwa dia sedang lapar. Kakek dan Bibi pun bersama-sama berkata, "Ah Makanan!"


Bibi sengaja memasak banyak makanan. Dae Woong bilang bahwa nanti setelah Bibi menikah pasti tidak akan ada yang memasak enak seperti ini. Bibi berjanji akan sering datang. Dae Woong lalu bertanya, "Ah, Bibi kado apa yang kau inginkan untuk pernikahanmu? Aku akan membelikan apapun yang kau mau." Bibi menolak dan bilang bahwa dia tidak ingin apapun. Lalu Bibi bertanya, "Kau mau aku buatkan daging?" Kakek langsung menyikut Bibi dan Bibi pun menyesal telah membahas masalah daging karna itu membat Dae Woong mengingat Mi Ho.


Sementara itu Dong Joo memperlihatkan foto rumah baru mereka di Jepang dan bilang bahwa di belakang rumah itu ada gunung yang akan sangat indah jika sedang musim gugur. Mi Ho terlihat tidak bersemangat dan biasa saja melihat foto itu.


Dong Hong dan Sun Nyeon datang ke rumah Kakek mengirimkan makanan. Kakek memuji Sun Nyeon yang cantik dan seperti peri, Sun Nyeon yang mendengar itu langsung tersipu malu. Bibi datang membawa kopi untuk Dong Hong dan mereka berdua saling megedipkan mata. Sun Nyeon kesal melihat itu dan berkomentar, "Huh menggelikan sekali." Sementara itu Dae Woong yang melihatnya hanya tersenyum.


Byung Soo bilang bahwa Dong Hong meminta rumah di sekolah aksi itu di bersihkan dan Byung Soo akan membantu membuang semua barang-barang kenangan Dae Woong dan Mi Ho.


Sun Nyeon sedang ada di ruang rias bersama Hye In. Sun Nyeon melihat foto dan bertanya, "Apakah perempuan di foto ini melakukan adegan aksi untukmu?" Hye In menjawab, "Ya dia menjadi stunt womanku ya muskipun hasilnya tidak sebaik Mi Ho." Sun Nyeon berkomentar, "Muskipun kau terlihat membenci Mi Ho tapi sebenarnya kau juga merasa bersalah padanya kan." Hye In menyangkalnya, "Tidak. Dia itu ya seharusnya menyelesaikan adegan-adeganku. tapi dia malah berhenti."

Sun Nyeon melihat foto itu dan bertanya, "Loh bukankah ini Mi Ho?" Hye In kaget dan bilang, "Tidak mungkin. Dia akan segera menikah dengan Dong Joo jadi untuk apa dia ada di China?"


Ternyata benar. Orang yang ada di dalam foto itu memang Mi Ho. Ya Mi Ho pergi ke China dan memotret banyak foto Dae Woong. Mi Ho bilang bahwa selama ini dia mengetahui banyak kata baru itu dari orang yang ada di lokasi shooting di China.

Dong Joo melihat Mi Ho yang sedang melihat album foto dan dia pun bilang bahwa Mi Ho itu selalu mengikuti Dae Woong dan untung saja Dae Woong tidak sadar diikuti oleh Mi Ho. Mi Ho menutup album foto dan bilang bahwa melihat foto masa lalu itu meninggalkan kenangan indah. Dong Joo mengingatkan kepada Mi Ho bahwa besok mereka akan menikah. Mi Ho bilang bahwa dia tau hal itu karena dia lah yang mengusulkan mengenai pernikahan ini pada Dong Joo. Dong Jo berkata, "Aku tau kalau pernikahan ini diadakan karna Dae Woong tapi... aku juga mengharapkan hatimu akan semakin tenang."

Mi Ho mencoba menghindar dengan bilang bahwa dia mau megambil sesuatu di rumah sekolah aksi. Dong Joo menahan tangan Mi Ho dan bilang bahwa Mi Ho harus mulai melupakan semuanya karna mereka ini akan segera pergi jauh. Dong Joo juga meminta Mi Ho membuang semua perasaannya karna Mi Ho masih punya kehidupan yang belum berakhir. Dong Joo bilang bahwa Mi Ho harus membuang semua yang Mi Ho punya dan Dong Joo akan memberikan apapun yang Mi Ho butuhkan.

Mi Ho menatap Dong Joo dan bilang bahwa dia hanya akan mengambil sesuatu dan kembali lagi. Mi Ho melepaskan genggaman Dong Joo dan berlari pergi. Dong Joo hanya terdiam melihat Mi Ho pergi.


Sun Nyeon menunjukan foto Hye In waktu di China dan di belakang foto itu terlihat ada Mi Ho. Byung Soo bilang, "Walaupun itu ternyata Mi Ho, kita tidak boleh memberi tahu Dae Woong karna itu akan membuat Dae Woong sakit hati. Sebaiknya kita hancurkan foto ini."

Tiba-tiba ada yang mengambil foto itu dan orang itu adalah Dae Woong. Dae Woong bertanya, "Hmm apa yang akan membuatku sakit hati? Hah ini bukankan Mi Ho?" Sun Nyeon langsung bilang, "Lihat, Dae Woong saja langsung menyadari bahwa itu Mi Ho. Berarti itu benar-benar Mi Ho." Byung Soo berkomentar, "Ah menurutku itu bukan Mi Ho. Bukankah semua gadis di studio saat shooting itu berambut panjang? Ya itu pasti gadis lain." Dae Woong bilang, "Ya itu pasti gadis lain. Tidak ada alasan bagi Mi Ho pergi ke China."

Byung Soo setuju pendapat Dae Woong dan bilang, "Ya benar sekali. Dia akan menikah besok, lalu untuk apa pergi ke China ya kan?" Sun Nyeon cepat-cepat menutup mulut Byung Soo. Byung Soo pun langsung menahan omongannya.


Mi Ho pergi ke rumah sekolah aksi dan mengambil album foto yang ditinggal disana. Mi Ho melihat boneka ayam dan dia jadi ingat saat Dae Woong memberikan boneka itu padanya. Mi Ho mengambil boneka itu dan bilang bahwa dia tidak boleh meninggalkannya begitu saja di sana. Mi Ho melihat poster yang dulu di berikan kepada Dae Woong dan dia pun bilang bahwa poster itu tidak boleh ditinggalkan. Tapi Mi Ho langsung berfikir, "Jika aku membawa semua ini kapan aku bisa melupakannya?" Mi Ho pun menyimpan boneka ayam dan poster itu da hanya mengambil album foto.

Mi Ho menatap papan tanggal dan mencoret tanggal yang sudah dia lewati. Mi Ho sadar ada seseorang yang datang sehingga dia pun langsung berlari untuk bersembunyi.


Dan yang datang ternyata Dae Woong. Dae Woong merasa aneh karna tempat itu lampunya dinyalakan. Mi Ho yang bersembunyi di kamar mandi dan dia mndengar suara Dae Woong. Dae Woong mencoba mencari album foto Mi Ho namun dia tidak menemukannya. Dae Woong melihat papan tangga dan dia merasa aneh karna papan tanggal itu ada yang mencoretnya.


Mi Ho mendengar suara pintu ditutup dan dia pun berfikir bahwa Dae Woong sudah pergi sehingga dia diam-diam keluar dari kamar mandi. Mi Ho cepat-cepat keluar dan kaget saat melihat ada Dae Woong di luar rumah.

Dae Woong bertanya, "Kenapa kamu ada disini?" Mi Ho menyembunyikan album fotonya dan menjawab, "Aku hanya mengambil sesuatu." Dae Woong mengambil album foto yang di sembunyikan dan berkata, "Apakah kamu datang untuk mengambil ini?" Mi Ho mencoba mengambil album itu dan bilang, "Ini tidak ada urusannya denganmu." Dae Woong terus memegang album itu dan tidak membiarkan Mi Ho mengambilnya. Mi Ho kehabisan akal dan memilih untuk pergi saja namun Dae Woong langsung menahannya.

Dae Woong kembali bertanya, "Kamu... Apakah kamu mengikutiku ke China?" Mi Ho kaget dan menjawab, "Tidak. Tentu saja tidak." Dae Woong langsung menahan Mi Ho dan bertanya, "Sebenarnya kau ini ada dalam situasi seperti apa? Bulan sudah muncul, tunjukan aku ekormu! Kamu sudah tidak memiliki kekuatan dan ekormu menghilang, kan?" Mi Ho kebingungan dan meminta Dae Woong segera melepaskannya. Mi Ho terus memberontan dan itu membuat album foto jatuh dan terlihat foto mereka berdua yang tersenyum. Dae Woong mengambil album itu dan Mi Ho memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur.


Dae Woong terus mengejar Mi Ho dan berhasil menghentikan Mi Ho di dalam Gor sekolah seni. Dae Woong bertanya, "Apakah ini sudah berhenti atau ekormu terus menghilang?" Mi Ho kebingungan dan balik bertanya, "Apa yang terjadi padaku... Apakah kamu perlu mengetahuinya?" Dae Woong menjawab, "Ya! Aku harus mengetahuinya. Tunjukan padaku!"

Mi Ho tidak memiliki pilihan lain dan berjalan ke sinar bulan. Mi Ho meminta Dae Woong untuk melihatnya dengan jelas. Mi Ho mengeluarkan ekornya yang tinggal satu dan bilang, "Aku tidak bisa menghentikannya. " Dae Woong kaget melihatnya dan bertanya, "Kalau begitu... kamu akan mati?" Mi Ho menjawab, "Ya. Aku akan menghilang."


NEXT Episode 16 TAMAT !!!!!!!!