Manfaat Radio Aktif Berdasarkan Berbagai Bidang -
Radioaktif
 merupakan kumpulan beberapa tipe partikel subatom, biasanya disebut 
sinar gamma, neutron, elektron, dan partikel alpha. radioaktif itu 
bersifat melaju melalui celah/rongga ruang dengan kecepatan tinggi, 
yaitu sekitar 100,000 mili persekon. tentunya Radioaktif dengan mudah 
bisa masuk ke tubuh dan merusak sel alami yang telah disusun tubuh. Ini 
bisa menyebabkan sel kanker yang mematikan didalam tubuh kita, dan jika 
mengenai bagian reproduksi, bisa merusak generasi manusia.
A. Bidang Kedokteran
Penggunaan
 radioaktif untuk kesehatan sudah sangat banyak, dan sudah berapa juta 
orang di dunia yang terselamatkan karena pemanfaatan radioaktif ini. 
Sebagai contoh sinar X untuk penghancur tumor atau untuk foto tulang.
Berdasarkan radiasinya
1) Sterilisasi radiasi. 
Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga dapat digunakan untuk sterilisasi
 alat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara radiasi mempunyai 
beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi konvensional 
(menggunakan bahan kimia), yaitu: 
a) Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme. 
b) Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia. 
c)
 Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin 
tercemar bakteri lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara 
konvensional, yaitu disterilkan dulu baru dikemas, maka dalam proses 
pengemasan masih ada kemungkinan terkena bibit penyakit. 
2) Terapi tumor atau kanker. 
Berbagai
 jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya, baik
 sel normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel 
kanker atau tumor ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh 
karena itu, sel kanker atau tumor dapat dimatikan dengan mengarahkan 
radiasi secara tepat pada sel-sel kanker tersebut.
3) Penentuan Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer
Pengukuran
 kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang dengan radiasi 
gamma atau sinar-X. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau sinar-X 
yang diserap oleh tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan 
konsentrasi mineral kalsium dalam tulang. Perhitungan dilakukan oleh 
komputer yang dipasang pada alat bone densitometer tersebut. Teknik ini 
bermanfaat untuk membantu mendiagnosiskekeroposan tulang (osteoporosis) 
yang sering menyerang wanita pada usia menopause (matihaid) sehingga 
menyebabkan tulang muda (Yudhi, 2008).
4) Three Dimensional Conformal Radiotheraphy (3d-Crt)
Terapi
 radiasi dengan menggunakan sumber radiasi tertutup atau pesawat 
pembangkit radiasi telah lama dikenal untuk pengobatan penyakit kanker. 
Perkembangan teknik elektronika maju dan peralatan komputer canggih 
dalam dua dekade ini telah membawa perkembangan pesat dalam teknologi 
radioterapi. Dengan menggunakan pesawat pemercepat partikel generasi 
terakhir telah dimungkinkan untuk melakukan radioterapi kanker dengan 
sangat presisi dan tingkat keselamatan yang tinggi melalui kemampuannya 
yang sangat selektif untuk membatasi bentuk jaringan tumor yang akan 
dikenai radiasi, memformulasikan serta memberikan paparan radiasi dengan
 dosis yang tepat pada target. Dengan memanfaatkan teknologi 3D-CRT ini 
sejak tahun 1985 telah berkembang metoda pembedahan dengan menggunakan 
radiasi pengion sebagai pisau bedahnya (gamma knife). Dengan teknik ini 
kasus-kasus tumor ganas yang sulit dijangkau dengan pisau bedah 
konvensional menjadi dapat diatasi dengan baik oleh pisau gamma ini, 
bahkan tanpa perlu membuka kulit pasien dan yang terpenting tanpa 
merusak jaringan di luar target (Yudhi, 2008).
5) Teknik Pengaktivan Neutron
Teknik
 nuklir ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan mineral tubuh 
terutama untuk unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang 
sangat kecil (Co, Cr, F, Fe, Mn, Se, Si, V, Zn dsb) sehingga sulit 
ditentukan dengan metoda konvensional. Kelebihan teknik ini terletak 
pada sifatnya yang tidak merusak dan kepekaannya sangat tinggi. Di sini 
contoh bahan biologik yang akan diperiksa ditembaki dengan neutron 
(Yudhi, 2008).
Penggunaan
 radioaktif dalam bidang kedokteran terutama untuk pendeteksian jenis 
kelainan di dalam tubuh dan untuk penyembuhan kanker yang sangat sukar 
dioperasi menggunakan metode lama. Prinsip radioaktif ini juga 
dimanfaatkan untuk pengetesan kualitas bahan di dalam suatu industri 
yang dapat dipergunakan dengan mudah dan dengan ketelitian yang tinggi. 
Radioisotop yang digunakan dalam bidang kedokteran dapat berupa sumber 
terbuka (unsealed source) dan sumber tertup (sealed source). Ketika 
radioisotop tersebut tidak dapat dipergunakan lagi, maka sumber 
radioaktif bekas tersebut sudah menjadi limbah radioaktif.
Dalam
 bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk mengetahui bagian dalam 
dari organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung. Dalam radiografi
 dengan menggunakan film sinar-x, maka obyek yang diamati sering 
tertutup oleh jaringan struktur lainnya, sehingga didapatkan pola gambar
 bayangan yang didominasi oleh struktur jaringan yang tidak diinginkan. 
Hal ini akan membingungkan para dokter untuk mendiagnosa organ tubuh 
tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka dikembangkan teknologi yang lebih
 canggih yaitu CT-Scanner.
Radioisotop 
Teknesium-99m (Tc-99m) merupakan radioisotop primadona yang mendekati 
ideal untuk mencari jejak di dalam tubuh. Hal ini dikarenakan 
radioisotop ini memiliki waktu paro yang pendek sekitar 6 jam sehingga 
intensitas radiasi yang dipancarkannya berkurang secara cepat setelah 
selesai digunakan. Radioisotop ini merupakan pemancar gamma murni dari 
jenis peluruhan electron capture dan tidak memancarkan radiasi partikel 
bermuatan sehingga dampak terhadap tubuh sangat kecil. Selain itu, 
radioisotop ini mudah diperoleh dalam bentuk carrier free (bebas 
pengemban) dari radioisotop molibdenum-99 (Mo-99) dan dapat membentuk 
ikatan dengan senyawa-senyawa organik. Radioisotop ini dimasukkan ke 
dalam tubuh setelah diikatkan dengan senyawa tertentu melalui reaksi 
penandaan (labelling). 
Di dalam tubuh, 
radioisotop ini akan bergerak bersama-sama dengan senyawa yang 
ditumpanginya sesuai dengan dinamika senyawa tersebut di dalam tubuh. 
Dengan demikian, keberadaan dan distribusi senyawa tersebut di dalam 
tubuh yang mencerminkan beberapa fungsi organ dan metabolisme tubuh 
dapat dengan mudah diketahui dari hasil pencitraan. Pencitraan dapat 
dilakukan menggunakan kamera gamma. Radioisotop ini dapat pula digunakan
 untuk mencari jejak terjadinya infeksi bakteri, misalnya bakteri 
tuberkolose, di dalam tubuh dengan memanfaatkan terjadinya reaksi 
spesifik yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Terjadinya reaksi 
spesifik tersebut dapat diketahui menggunakan senyawa tertentu, misalnya
 antibodi, yang bereaksi secara spesifik di tempat terjadinya infeksi. 
Beberapa saat yang lalu di Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) 
BATAN telah berhasil disintesa radiofarmaka bertanda teknesium-99m untuk
 mendeteksi infeksi di dalam tubuh. Produk hasil litbang ini saat ini 
sedang direncanakan memasuki tahap uji klinis.
Sebagai Perunut
Dalam
 bidang kesehatan radioisotop digunakan sebagai perunut (tracer) untuk 
mendeteksi kerusakan yang terjadi pada suatu organ tubuh. Selain itu 
radiasi dari radioisotop tertentu dapat digunakan untuk membunuh sel-sel
 kanker sehingga tidak perlu dilakukan pembedahan untuk mengangkat 
jaringan sel kanker tersebut. Berikut ini adalah contoh beberapa 
radioisotop yang dapat digunakan dalam bidang kesehatan (Sutresna, 
2007).
Contoh radioisotop dalam bidang kedokteran :
· I-131 Terapi penyembuhan kanker Tiroid, mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati dan otak
· Pu-238 energi listrik dari alat pacu jantung
· Tc-99 & Ti-201 Mendeteksi kerusakan jantung
· Na-24 Mendeteksi gangguan peredaran darah
· Xe-133 Mendeteksi Penyakit paru-paru
·
 P-32 digunakan untuk pengobatan penyakit polycythemia rubavera, yaitu 
pembentukkan sel darah merah yang berlebihan. Didalam penggunaannya P-32
 disuntikkan ke dalam tubuh sehingga radiasinya yang memancarkan sinar 
beta dapat menghambat pembentukan sel darah merah pada sumsum tulang. 
Sedangkan, sinar gamma dapat digunakan untuk mensterilkan alat-alat 
kedokteran, sebelum dikemas dan ditutup rapat, misalnya pada proses 
sterilisasi alat suntik. Sebenarnya sebelum dikemas, alat suntik sudah 
disterilkan. Tetapi, pada proses pengemasan masih mungkin terjadi 
kontaminasi, sehingga setelah alat suntik tersebut dikemas dan ditutup 
rapat perlu dilakukan sterilisasi ulang dengan menggunakan sinar gamma 
(Sutresna, 2007).
· Fe-59 Mempelajari pembentukan sel darah merah
· Cr-51 Mendeteksi kerusakan limpa
· Se-75 Mendeteksi kerusakan Pankreas
· Tc-99 Mendeteksi kerusakan tulang dan paru-paru
· Ga-67 Memeriksa kerusakan getah bening
· C-14 Mendeteksi diabetes dan anemia
· Co-60 Membunuh sel-sel kanker 
Berbagai
 jenis radio isotop digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi 
(diagnosa) berbagai jenis penyakit al: teknesium (Tc-99), talium-201 
(Ti-201), iodin 131(1-131), natrium-24 (Na-24), ksenon-133 (xe-133) dan 
besi (Fe-59). Tc-99 yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah akan 
diserap terutama oleh jaringan yang rusak pada organ tertentu, seperti 
jantung, hati dan paru-paru Sebaliknya Ti-201 terutama akan diserap oleh
 jaringan yang sehat pada organ jantung. Oleh karena itu, kedua isotop 
itu digunakan secara bersama-sama untuk mendeteksi kerusakan jantung.
1-131
 akan diserap oleh kelenjar gondok, hati dan bagian-bagian tertentu dari
 otak. Oleh karena itu, 1-131 dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan
 pada kelenjar gondok, hati dan untuk mendeteksi tumor otak. Larutan 
garam yang mengandung Na-24 disuntikkan ke dalam pembuluh darah untuk 
mendeteksi adanya gangguan peredaran darah misalnya apakah ada 
penyumbatan dengan mendeteksi sinar gamma yang dipancarkan isotop 
Natrium tsb.
Xe-133 digunakan untuk mendeteksi 
penyakit paru-paru. P-32 untuk penyakit mata, tumor dan hati. Fe-59 
untuk mempelajari pembentukan sel darah merah. Kadang-kadang, 
radioisotop yang digunakan untuk diagnosa, juga digunakan untuk terapi 
yaitu dengan dosis yang lebih kuat misalnya, 1-131 juga digunakan untuk 
terapi kanker kelenjar tiroid.
Unsur Lain yang Dapat digunakan dalam Bidang Kedokteran
1) Bismuth-213
 (46 menit): digunakan untuk terapi alfa ditargetkan (TAT), terutama 
kanker, karena memiliki energi tinggi (8.4 MeV). 
2) Kromium-51 (28 detik): digunakan untuk label sel darah merah dan menghitung kerugian protein gastro-intestinal. 
3) Cobalt-60 (5,27 tahun): dahulu digunakan untuk radioterapi berkas eksternal, sekarang lebih banyak digunakan untuk sterilisasi 
4) Disprosium-165 (2 jam): digunakan sebagai hidroksida agregat untuk perawatan synovectomy arthritis. 
5) Erbium-169 (9,4 detik): digunakan untuk menghilangkan rasa sakit arthritis di sendi sinovial. 
6) Holmium-166 (26 jam): dikembangkan untuk diagnosis dan pengobatan tumor hati. 
7) Iodine-125
 (60 detik): digunakan dalam brachytherapy kanker (prostat dan otak), 
juga diagnosa untuk mengevaluasi tingkat filtrasi ginjal dan untuk 
mendiagnosis deep vein thrombosis di kaki. Hal ini juga banyak digunakan
 dalam radioimmuno-pengujian untuk menunjukkan adanya hormon dalam 
jumlah kecil. 
8) Iodine-131 (8 detik) *:
 banyak digunakan dalam mengobati kanker tiroid dan dalam pencitraan 
tiroid, juga dalam diagnosis fungsi hati yang abnormal, ginjal (ginjal) 
aliran darah dan obstruksi saluran kemih. Sebuah emitor gamma kuat, 
tetapi digunakan untuk terapi beta. 
9) Iridium-192
 (74 detik): disertakan dalam bentuk kawat untuk digunakan sebagai 
sumber radioterapi internal untuk pengobatan kanker (digunakan kemudian 
dihapus). 
10) IronBesi-59 (46 detik): digunakan dalam studi metabolisme besi dalam limpa. 
11) Lead-212 (10.6 jam): digunakan dalam TAT untuk kanker, dengan produk peluruhan Bi-212, Po-212, Tl-208. 
12) Lutetium-177
 (6.7 detik): Lu-177 semakin penting karena hanya memancarkan gamma 
cukup untuk pencitraan sedangkan radiasi beta melakukan terapi pada 
kecil (misalnya endokrin) tumor. setengah-hidup cukup lama untuk 
memungkinkan persiapan yang canggih untuk digunakan. Hal ini biasanya 
dihasilkan oleh aktivasi neutron dari target lutetium alam atau 
diperkaya-176. 
13) Molibdenum-99 (66 jam) *: digunakan sebagai 'orang tua' dalam generator untuk menghasilkan teknesium-99m. 
14) Palladium-103 (17 detik): digunakan untuk membuat benih brachytherapy implan permanen untuk kanker prostat tahap awal. 
15) Fosfor-32 (14 detik): digunakan dalam pengobatan polisitemia vera (kelebihan sel darah merah). 
16) Kalium-42 (12 jam): digunakan untuk penentuan kalium tukar dalam aliran darah koroner. 
17) Renium-186 (3,8 detik): digunakan untuk menghilangkan rasa sakit pada kanker tulang. 
18) Renium-188 (17 jam): Digunakan untuk arteri koroner, menyinari dari balon angioplasty. 
19) Samarium-153
 (47 jam): Sm-153 sangat efektif dalam mengurangi rasa sakit kanker 
sekunder bersarang di tulang, dijual sebagai Quadramet. Juga sangat 
efektif untuk prostat dan kanker payudara. 
20) Selenium-75 (120 detik): digunakan dalam bentuk seleno-metionin untuk mempelajari produksi enzim pencernaan. 
21) Sodium-24 (15 jam): untuk studi elektrolit dalam tubuh. 
22) Stronsium-89 (50 detik) *: sangat efektif dalam mengurangi rasa sakit prostat dan kanker tulang. 
23) Technetium-99m
 (6 jam): digunakan untuk gambar otot kerangka dan jantung pada 
khususnya, tetapi juga untuk otak, tiroid, (perfusi dan ventilasi) 
paru-paru, hati, limpa, ginjal (struktur dan tingkat filtrasi), kantung 
empedu, tulang sumsum, ludah dan kelenjar lakrimal, kolam darah jantung,
 infeksi dan banyak penelitian medis khusus. Diproduksi dari Mo-99 dalam
 generator. 
24) Xenon-133 (5 detik) *: digunakan untuk paru-paru. 
25) Iterbium-169 (32 detik): digunakan untuk studi cairan cerebrospinal di otak. 
26) Iterbium-177 (1,9 jam): nenek moyang Lu-177. 
27) Yttrium-90
 (64 jam) *: digunakan untuk brachytherapy kanker dan sebagai silikat 
koloid untuk menghilangkan rasa sakit arthritis pada sendi sinovial 
lebih besar. Tumbuh signifikan dalam terapi. 
28) Radioisotop cesium, emas dan ruthenium juga digunakan dalam brachytherapy. 
29) Karbon-11,
 Nitrogen-13, Oksigen-15, Fluorin-18: adalah positron emitter digunakan 
dalam PET untuk mempelajari fisiologi otak dan patologi, khususnya untuk
 pemisahan fokus epilepsi, dan demensia, psikiatri dan studi 
neuropharmacology. Mereka juga memiliki peran penting dalam kardiologi 
F-18 dalam FGD (fluorodeoxyglucose) telah menjadi sangat penting dalam 
deteksi kanker dan pemantauan kemajuan dalam pengobatan mereka, dengan 
menggunakan PET. 
30) Cobalt-57 (272 detik): digunakan sebagai penanda untuk memperkirakan ukuran organ dan untuk kit diagnostik in-vitro. 
31) Tembaga-64
 (13 jam): digunakan untuk mempelajari penyakit genetik yang 
mempengaruhi metabolisme tembaga, seperti Wilson dan penyakit Menke, dan
 untuk pencitraan PET tumor, dan terapi. 
32) Tembaga-67 (2.6 detik): digunakan dalam terapi. 
33) Fluor-18 sebagai FLT (fluorothymidine) miso,-F (fluoromisonidazole), 18F-kolin: digunakan untuk pelacak. 
34) Gallium-67 (78 jam): digunakan untuk pencitraan tumor dan lokalisasi lesi inflamasi (infeksi). 
35) Gallium-68 (68 menit): positron emitor digunakan dalam PET dan unit PET-CT Berasal dari germanium-68 dalam generator. 
36) Germanium-68 (271 detik): digunakan sebagai 'orang tua' dalam generator untuk menghasilkan Ga-68. 
37) Indium-111 (2,8 detik): digunakan untuk studi diagnostik spesialis, misalnya studi otak, infeksi dan studi usus transit. 
38) IIodine-123 (13 jam): semakin digunakan untuk diagnosis fungsi tiroid, ini adalah emitor gamma tanpa radiasi beta I-131. 
39) Iodine-124: pelacak. 
40) Krypton-81m
 (13 detik) dari Rubidium-81 (4,6 jam): gas Kr-81m dapat menghasilkan 
gambar fungsi ventilasi paru, misalnya pada pasien asma, dan untuk 
diagnosis awal penyakit paru-paru dan fungsi. 
41) Rubidium-82 (1,26 menit): nyaman PET agen dalam pencitraan perfusi miokard. 
42) Stronsium-82 (25 detik): digunakan sebagai 'orang tua' dalam generator untuk menghasilkan Rb-82. 
43) Talium-201
 (73 jam): digunakan untuk mendiagnosa kondisi arteri koroner jantung 
penyakit lain seperti kematian otot jantung dan untuk lokasi limfoma 
tingkat rendah
B. Bidang Hidrologi.
1. Untuk menguji kecepatan aliran sungai atau aliran lumpur 
Radioisotop
 ini dapat digunakan untuk mengukur debit air. Biasanya, radioisotop 
natrium-24 (Na-24) digunakan dalam bentuk garam NaCl. Dalam 
penggunaannya, garam ini dilarutkan ke dalam air atau lumpur yang akan 
diteliti debitnya. Pada tempat atau jarak tertentu, intensitas radiasi 
diperiksa, sehingga rentang waktu yang diperlukan untuk mencapai jarak 
tersebut dapat diketahui (Abdul Jalil Amri Arma, 2009). 
2. Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa bawah tanah
Untuk
 mendeteksi kebocoran pada pipa-pipa yang ditanam di bawah tanah, 
biasanya digunakan radioisotop Na-24 dalam bentuk garam NaCl atau 
Na2CO3. Radioisotop Na-24 ini dapat memancarkan sinar gamma yang bisa 
dideteksi dengan menggunakan alat pencacah radioaktif Geiger Counter. 
Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa air, garam yang mengandung 
radioisotop Na-24 dilarutkan kedalam air. Kemudian, permukaan tanah di 
atas pipa air diperiksa dengan Geiger Counter. Intensitas radiasi yang 
berlebihan menunjukkan adanya kebocoran. Radioisotop juga dapat 
digunakan untuk menguji kebocoran sambungan logam pada pembuatan rangka 
pesawat (Sutresna, 2007).
C. Bidang Biologis
Dalam
 bidang biologi, radioisotop dapat digunakan untuk mempelajari mekanisme
 reaksi fotosintesis. Radioisotop ini, berupa karbon-14 (C-14) atau 
oksigen-18 (O-18). Keduanya dapat digunakan untuk mengetahui asal-usul 
atom oksigen (dari CO2 atau dari H2O) yang akan membentuk senyawa 
glukosa atau oksigen yang dihasilkan pada proses fotosintesis (Sutresna,
 2007 dan Abdul Jalil Amri Arma, 2009).
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
Pengukuran Usia Bahan Organik
Radioisotop
 karbon-14, terbentuk di bagian atas atmosfer dari penembakan atom 
nitrogen dengan neutron yang terbentuk oleh radiasi kosmik.
Karbon
 radioaktif tersebut di permukaan bumi sebagai karbon dioksida dalam 
udara dan sebagai ion hidrogen karbonat di laut. Oleh karena itu karbon 
radioaktif itu menyertai pertumbuhan melalui fotosintesis. Lama kelamaan
 terdapat kesetimbangan antara karbon-14 yang diterima dan yang meluruh 
dalam tumbuh-tumbuhan maupun hewan, sehingga mencapai 15,3 dis/menit 
gram karbon. Keaktifan ini tetap dalam beberapa ribu tahun. Apabila 
organisme hidup mati, pengambilan 14C terhenti dan keaktifan ini 
berkurang. Oleh karena itu umur bahan yang mengandung karbon dapat 
diperkirakan dari pengukuran keaktifan jenisnya dan waktu paruh 14C. ( 
12 T = 5.730 tahun).
Kegunaan lain radioisotop dalam bidang biologi sebagai berikut
1) Mempelajari proses penyerapan air serta sirkulasinya di dalam batang tumbuhan.
2) Mempelajari pengaruh unsur-unsur hara selain unsur-unsur N, P, dan K terhadap perkembangan tumbuhan.
3) Memacu mutasi gen tumbuhan dalam upaya mendapatkan bibit unggul.
4) Mempelajari kesetimbangan dinamis. 
5) Mempelajari reaksi pengeseran. 
D. Bidang pertanian. 
Aplikasi
 radioisotop “si pencari jejak” ini di bidang pertanian tidak kalah 
menariknya. Radioisotop dapat digunakan untuk merunut gerakan pupuk di 
sekitar tanaman setelah ditabur. Gerakan pupuk jenis fosfat, dari tanah 
sampai ke dalam tumbuhan dapat ditelusuri dengan mencampurkan 
radioisotop fosfor-32 (P-32) ke dalam senyawa fosfat di dalam pupuk. 
Dengan cara ini dapat diketahui pola  penyebaran pupuk dan efektifitas 
pemupukan.
1) Pemberantasan hama dengan teknik jantan mandul 
Radiasi
 dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hama kubis. Di laboratorium
 dibiakkan hama kubis dalam bentuk jumlah yang cukup banyak. Hama 
tersebut lalu diradiasi sehingga serangga jantan menjadi mandul. Setelah
 itu hama dilepas di daerah yang terserang hama. Diharapkan akan terjadi
 perkawinan antara hama setempat dengan jantan mandul dilepas. Telur 
hasil perkawinan seperti itu tidak akan menetas. Dengan demikian 
reproduksi hama tersebut terganggu dan akan mengurangi populasi. (Abdul 
Jalil Amri Arma, 2009).
2) Pemuliaan tanaman 
Pemuliaan
 tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan 
menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi 
dengan dosis yang bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak membawa 
pengaruh hingga dosis rendah yang mematikan. Biji yang sudah diradiasi 
itu kemudian disemaikan dan ditaman berkelompok menurut ukuran dosis 
radiasinya.
Radioisotop ini digunakan untuk 
memicu terjadinya mutasi pada tanaman. Dari proses mutasi ini diharapkan
 dapat diperoleh tanaman dengan sifat-sifat yang menguntungkan, misalnya
 tanaman padi yang lebih tahan terhadap hama dan memiliki tunas lebih 
banyak. Selain itu, radioisotop juga dapat digunakan untuk memperpanjang
 masa simpan produk-produk pertanian (Sutresna, 2007).
3) Penyimpanan makanan 
Kita
 mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan bawang jika disimpan
 lama akan bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan bahan-bahan 
seperti itu. Jadi sebelum bahan tersebut di simpan diberi radiasi dengan
 dosis tertentu sehingga tidak akan bertunas, dengan dernikian dapat 
disimpan lebih lama. (Abdul Jalil Amri Arma, 2009).
4) Pemupukan 
Untuk
 melaksanakan pemupukan pada waktu yang tepat, dapat digunakan 
nitrogen-15 (N-15). Pupuk yang mengandung N-15 dipantau dengan alat 
pencacah. Jika pencacah tidak mendeteksi lagi adanya radiasi, berarti 
pupuk sudah sepenuhnya diserap oleh tanaman. Pada saat itulah pemupukan 
berikutnya sebaiknya dilakukan. Dari upaya ini akan diketahui jangka 
waktu pemupukan yang diperlukan dan sesuai dengan usia tanaman 
(Sutresna, 2007).
E. Bidang Industri 
Saat
 ini radioaktif digunakan oleh industri. Misalnya industri pupuk, atau 
bahkan digunakan oleh perusahaan yang mencari sumber sumber baru minyak 
bumi yang ada di perut bumi.
1. Pemeriksaan tanpa merusak. 
Radiasi
 sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam atau 
sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik ini 
berdasarkan sifat bahwa semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka 
intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar 
yang dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada bagian-bagian 
yang berongga didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan lebih 
hitam.
2. Mengontrol ketebalan bahan 
Ketebalan
 produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng logam 
dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa 
intensitas radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang 
dilalui. Detektor radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran
 menjadi lebih tebal, maka intensitas radiasi yang diterima detektor 
akan berkurang dan mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih kuat 
sehingga ketebalan dapat dipertahankan. 
3. Pengawetan hahan 
Radiasi
 juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti kayu, 
barang-barang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat menningkatkan mutu 
tekstil karena inengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih 
baik mutu penyerapan warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat 
diawetkan dengan dosis yang aman sehingga dapat disimpan lebih lama. 
Radiasi sinar gamma dapat dilakukan pada pengawetan makanan melalui dua 
cara:
a. Membasmi mikroorganisme, misalnya pada pengawetan rempah-rempah, seperti merica, ketumbar, dan kemimiri.
b.
 Menghambat pertunasan, misalnya untuk pengawetan tanaman yang 
berkembang biak dengan pembentukkan tunas, seperti kentang, bawang 
merah, jahe, dan kunyit.
4. Meningkatkan mutu tekstil, contoh : mengubah struktur serat tekstil
5. Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja
Radioisotop
 sebagai pencari jejak dimanfaatkan di berbagai pengujian. Kebocoran dan
 dinamika fluida di dalam pipa pengiriman gas maupun cairan dapat 
dideteksi menggunakan radioisotop. Zat  yang sama atau memiliki sifat 
yang  sama dengan zat yang dikirim diikutsertakan dalam pengiriman 
setelah ditandai dengan radioisotop. Keberadaan radioisotop di luar 
jalur menunjukkan terjadinya kebocoran. Keberadaan radioisotop ini dapat
 dicari jejaknya sambil bergerak dengan cepat,  sehingga pipa transmisi 
minyak atau gas bumi dengan panjang ratusan bahkan ribuan km dapat 
dideteksi kebocorannya dalam waktu relatif singkat. Radioisotop dapat 
digunakan pula untuk menguji kebocoran tangki penyimpanan ataupun tangki
 reaksi. Pada pengujian ini biasanya digunakan radioisotop dari jenis 
gas mulia yang inert (sulit bereaksi), misalnya Xenon-133 (Xe-133) atau 
Argon-41 (Ar-41), agar tidak mempengaruhi zat atau proses kimia yang 
terjadi di dalamnya. Di Pusat Radioisotop darn Radiofarmka BATAN telah 
berhasil dibuat Argon-41 untuk perunut gas, Brom-82 dalam bentuk KBr 
untuk perunut cairan berbasis air dan brom-82 dalam bentuk dibromo 
benzena untuk perunut cairan organik. Selain itu juga 
radioisotope juga di gunakan utuk pemeriksaan tanpa merusak, contoh : 
Memeriksa cacat pada logam, Mengontrol ketebalan bahan, contoh : Kertas 
film, lempeng logam,Pengawetan bahan, contoh : kayu, barang-barang seni,
 Meningkatkan mutu tekstil, contoh : mengubah struktur serat tekstil. 
Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin 
bekerja
Sumber bekas dari industri
Sebagai sumber tenaga listrik untuk PLTN
Ø untuk keperluan radiolabeling dan marker, misal pada reaksi kimia dan biokimia
Ø untuk radiotracer, pada proses pemetaan sungai bawah tanah, kebocoran pipa bawah tanah, dll
Ø untuk deteksi tubuh dengan sinar rontgen, CT scan, dll
Ø untuk keperluan radiasi pada proses penemuan bibit tanaman baru, sintesis bahan baru, dll
Ø untuk sterilisasi keperluan peralatan medis, dll
Ø untuk deteksi umur fosil atau benda sejarah
Ø untuk senjata bom nuklir
Reaksi
 inti mengahsilkan energi yang sangat besar. Pada pembangkit tenaga 
nuklir (PLTN), energi inti digunakan untuk memanaskan air sehingga 
terbentuk uapa. Kemudian, uap in digunakan untuk mengerakkan turbin. 
Peregerakan turbin merupakan energi mekanik yang dapat memberi kemampuan
 generator untuk mengubah energi mekanik tersebut menjadi energi 
listrik. Pada PLTN, reaksi inti berlangsung terkendali di dalam suatu 
reaktor nuklir (Sutresna, 2007).
Radioaktif Sebagai Perunut. 
Sebagai
 perunut, radoisotop ditambahkan ke dalam suatu sistem untuk mempelajari
 sistem itu, baik sistem fisika, kimia maupun sistem biologi. Oleh 
karena radioisotop mempunyai sifat kimia yang sama seperti isotop 
stabilnya, maka radioisotop dapat digunakan untuk menandai suatu senyawa
 sehingga perpindahan perubahan senyawa itu dapat dipantau. 
F. Bidang Arkeologi 
Ø Menentukan umur fosil dengan C-14
Radioisotop
 memiliki peran yang masih sulit digantikan oleh metode lain. 
Radioisotop berperan dalam menentukan usia sebuah fosil. Usia sebuah 
fosil dapat diketahui dari jejak radioisotop karbon-14. Ketika makhluk 
hidup masih hidup, kandungan radioisotop karbon-14 dalam keadaan 
konstan, sama dengan kandungan di atmosfer bumi yang terjaga konstan 
karena pengaruh sinar kosmis pada sekitar 14 dpm ( disintegrations per 
minute) dalam 1 gram karbon. Hal ini dikarenakan makhluk hidup tersebut 
masih terlibat dalam siklus karbon di alam. Namun, sejak makhluk hidup 
itu mati, dia tidak terlibat lagi ke dalam siklus karbon di alam. 
Sebagai akibatnya, radioisotop karbon-14 yang memiliki waktu paro 5730 
tahun mengalami peluruhan terus menerus. Usia sebuah fosil dapat 
diketahui dari kandungan karbon-14 di dalamnya. Jika kandungan tinggal 
separonya, maka dapat diketahui dia telah berusia 5730 tahun.
G. Bidang Pertambangan
Radioisotop
 memberikan manfaat besar pula di bidang pertambangan. Pada pertambangan
 minyak bumi, radioisotop membantu mencari jejak air di dalam lapisan 
batuan. Pada pengeboran minyak bumi biasanya hanya sebagian dari minyak 
bumi yang dapat diambil dengan memanfaatkan tekanan dari dalam bumi. 
Jika tekanan telah habis atau tidak cukup, diperlukan tekanan tambahan 
untuk mempermudah pengambilannya. Penambahan tekanan ini dapat dilakukan
 dencan cara membanjiri cekungan minyak dengan air yang dikenal dengan 
flooding. Air disuntikkan ke dalamnya melalui pengeboran sumur baru. 
Pada proses penyuntikan air ini perlu kepastian bahwa air yang 
dimasukkan ke dalam lapisan batuan benar-benar masuk ke cekungan minyak 
yang dikehendaki. Di sini lah radioisotop memainkan peran. Radioisotop 
kobal-57, kobal-58 dan kobal-60 dalam bentuk ion komplek 
hexacyanocobaltate merupakan solusinya. Ion ini akan bergerak 
bersama-sama dengan air suntikan sehingga arah gerakan air tersebut 
dapat diketahui dengan mendeteksi keberadaan radioisotop kobal tersebut.
 Radiosotop kobal-60 dalam bentuk hexacyanocobaltate telah berhasil 
dibuat di Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang dan siap untuk 
didayagunakan.
Tritium radioaktif dan cobalt 60 
digunakan untuk merunut alur-alur minyak bawah tanah dan kemudian 
menentukan srategi yang paling baik untuk menyuntikkan air ke dalam 
sumur-sumur. Hal ini akan memaksa keluar minyak yang tersisa di dalam 
kantung-kantung yang sebelumnya belum terangkat. Berjuta-juta barrel 
tambahan minyak mentah telah diperoleh dengan cara ini (Bangkit Sanjaya,
 2009)
H. Bidang Penelitian Kimia
a. Teknik Perunut
Teknik
 perunut dapat dipakai untuk mempelajari mekanisme berbagai reaksi 
kimia. Misal pada reaksi esterifikasi. Dengan oksigen-18 dapat diikuti 
reaksi antara asam karboksilat dan alkohol.
Dari
 analisis spektroskopi massa, reaksi esterifikasi yang terjadi dapat 
ditulis seperti berikut. (isotop oksigen-18 diberi warna).
Hasil
 analisis ini menunjukkan bahwa molekul air tidak mengandung oksigen-18.
 Adapun jika O – 18 berada dalam alkohol maka reaksi yang terjadi 
seperti berikut.
b. Penggunaan isotop dalam bidang kimia analisis
Penggunaan
 isotop dalam analisis digunakan untuk menentukan unsur-unsur kelumit 
dalam cuplikan. Analisis dengan radioisotop atau disebut radiometrik 
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, sebagai berikut.
1) Analisis Pengeceran Isotop
Larutan
 yang akan dianalisis dan larutan standar ditambahkan sejumlah larutan 
yang mengandung suatu spesi radioaktif. Kemudian zat tersebut dipisahkan
 dan ditentukan aktivitasnya. Konsentrasi larutan yang dianalisis 
ditentukan dengan membandingkannya dengan larutan standar.
2) Analisis Aktivasi Neutron (AAN)
Analisis
 aktivasi neutron dapat digunakan untuk menentukan unsur kelumit dalam 
cuplikan yang berupa padatan. Misal untuk menentukan logam berat (Cd) 
dalam sampel ikat laut. Sampel diiradiasi dengan neutron dalam reaktor 
sehingga menjadi radioaktif. Salah satu radiasi yang dipancarkan adalah 
sinar ? .  Selanjutnya sampel dicacah dengan spektrometer gamma (? ) 
untuk menentukan aktivitas dari unsur yang akan ditentukan.
Dalam
 bidang kimia, radioisotop dapat digunakan untuk mempelajari mekanisme 
reaksi kimia, misalnya radioisotop oksigen-18 (O-18) digunakan untuk 
mempelajari mekanisme reaksi esterifikasi. Berdasarkan penelitian 
diketahui bahwa pada reaksi esterifikasi, atom O yang membentuk senyawa 
H2O berasal dari asam karboksilat. Adapun atom O yang membentuk senyawa 
ester berasal dari alkohol (Sutresna, 2007).
Radioisotop
 telah memberikan kontribusi pula di bidang penelitian kimia, utamanya 
dalam menelusuri mekanisme reaksi. Radioisotop-radioisotop dari unsur  
hidrogen, karbon, nitrogen dan sebagainya telah memainkan peran dalam 
menjelaskan berbagai mekanisme reaksi pada reaksi-reaksi senyawa 
organik.
Radioisotop telah menemukan peran yang 
luas sebagai pencari jejak. Sampai saat ini, ketangguhan radioisiotop 
belum tertandingi oleh pemain lain di bidang ini. Di masa yang akan 
datang, kiprah radioisotop si pencari jejak ini tampaknya akan semakin 
luas. Mudah mudahan manfaat-manfaat nyata tersebut akan membantu 
mengikis citranya yang menyeramkan dan bahkan menakutkan.
 HOME
HOME 





0 komentar:
Posting Komentar